Selasa 18 Feb 2020 16:54 WIB

Kemenperin: Jumlah Wirausaha Indonesia Capai 4 Persen 2030

Jumlah wirausaha Indonesia baru tiga persen dari total penduduk

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Hiru Muhammad
Kementerian Perindustrian menggelar pelatihan kewirausahaan berbasis pondok pesantren di Indonesian Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang, Banten, Selasa, (18/2).
Foto: Republika/Iit Septyaningsih
Kementerian Perindustrian menggelar pelatihan kewirausahaan berbasis pondok pesantren di Indonesian Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang, Banten, Selasa, (18/2).

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berharap, jumlah pengusaha di Indonesia terus bertambah. Ditargetkan pada 2030, sebanyak empat persen dari total penduduk berwirausaha. 

“Kita kejar supaya jumlah wirausahanya lebih dari jumlah sekarang. Kita harus mencapai empat persen wirausaha dari jumlah penduduk,” ujar Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih kepada wartawan di Tangerang, Selasa, (18/2).

Saat ini, jumlah wirausahawan di Tanah Air baru sekitar tiga persen dari total populasi penduduknya. Maka diperlukan waktu panjang demi mencapai target. "Untuk capai tiga persen itu aja sudah dari lama sekali," kata Gati.

Perlu diketahui, Indonesia memerlukan, setidaknya empat juta wirausaha baru agar dapat mendorong penguatan ekonomi.  "Kewirausahaan menjadi hal sangat penting bagu suatu negara," tegasnya.

Berdasarkan data Global Enterpreneurship Index 2018, dari 137 negara, Indonesia berada di peringkat 94 dalam hal kewirausahaan. Posisi tersebut masih tertinggal dibandingkan beberapa negara di Asia Tenggara lainnya. Sebab, Vietnam berada di urutan ke 87, Filipina di posisi 76, Thailand di 71, Malaysia peringkat 58, Brunei Darussalam di 53, serta Singapuran berada di urutan ke 27.

"Wirausaha memegang peranan penting dalam menyokong pertumbuhan ekonomi nasional. Mulai dari menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan pendapatan nasional, menciptakan nilai tambah barang dan jasa, mengurangi kesenjangan ekonomi dan sosial, serta terciptanya masyarakat adil Makmur," tutur Gati. (Iit Septyaningsih) 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement