Rabu 12 Feb 2020 02:50 WIB

Kepala Bappenas: Hutan Beton di Ibu Kota Baru 30 Persen

Pemerintah akan mengembalikan fungsi hutan di kawasan ibu kota baru.

Kepala Bappenas: Hutan Beton di Ibu Kota Baru 30 Persen. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa.
Foto: Republika/Wihdan
Kepala Bappenas: Hutan Beton di Ibu Kota Baru 30 Persen. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri PPN/Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan pemerintah akan mengembalikan fungsi hutan di kawasan Ibu Kota Negara (IKN) baru yang berada di Kalimantan Timur.

“Kita tidak bangun hutan beton, 30 persen saja mungkin. Kalau di Jakarta per satu hektare 50 orang, di sana 20-an orang per hektare. Banyak daerah kita biarkan, kembalikan fungsi hutan seperti semula,” kata Suharso dalam Dialog Nasional VI Ibu Kota Negara Menuju Ibu Kota Negara Lestari yang Berkelanjutan di Bappenas, Jakarta, Selasa (11/2).

Baca Juga

Hal tersebut termasuk Taman Hutan Raya (Tahura) Bukit Soeharto yang menurut dia, akan dikembalikan fungsi kawasan hutannya. “Jadi banyak aspek lingkungan hidup menjadi bagian utama untuk menyusun detil rencana untuk Ibu Kota Negara,” ujarnya.

Aspek lingkungan hidup dan keberlanjutan menjadi pertimbangan karena hampir seluruh mata di dunia melihat ke Indonesia. “Apakah mampu, kalau pindah terus seperti apa, low carbon development apakah bagian pertimbangannya atau pertimbangannya biasa saja,” kata Suharso.

Pendapat pesimistis tersebut patut dihargai dan dijadikan pemacu Indonesia agar mampu menunjukkan ke dunia bahwa memang bisa. Ia mengemukakan banyak hal di IKN baru yang harus disesuaikan dengan kemajuan masa depan.

“Pemerintah juga tidak mau pembangunan justru memunculkan kesenjangan di wilayah lain, tetapi justru menjadi trendsetter ramah lingkungan, zero carbon development, keberlanjutan, co-working space di mana-mana, orang kerja dengan gaya baru tapi dengan produktivitas tinggi,” ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement