REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) berkomitmen untuk menyediakan akses listrik untuk bisa mendorong pertumbuhan investasi di Indonesia. Wakil Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menjelaskan saat ini kondisi kelistrikan di Indonesia mengalami surplus. Hal ini menjadi lampu hijau bagi para investor untuk bisa mengembangkan bisnisnya di Indonesia tanpa harus khawatir kekurangan supply listrik.
"Demi mendorong pertumbuhan investasi, PLN memiliki pasokan listrik yang surplus di seluruh Indonesia sehingga siap untuk mendukung pengembangan wilayah KEK, KI, DPP, serta SKPT," ujar Darmawan di Kantor Ditjen Listrik, Kamis (5/2).
PLN mendapat penugasan pemerintah untuk membangun proyek pembangkit 35.000 MW yang terus berjalan. Selain itu, dalam RUPTL (Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik) 2019-2028, PLN akan menambah kapasitas pembangkit sebesar 56.397 MW (termasuk program 35.000 MW) dan menambah jaringan transmisi sepanjang 57.293 kms hingga tahun 2028.
“Tambahan kapasitas pembangkit dan jaringan transmisi sesuai RUPTL menandakan bahwa kami siap memenuhi kuantitas dan kualitas tenaga listrik yang dibutuhkan oleh Kawasan KI, KEK, DPP dan SKPT, dengan mempercayakan kebutuhan listrik pengembangan kawasan kepada PLN, maka pengembang Kawasan dapat memaksimalkan penggunaan investasi untuk pengembangan maupun keunggulan dalam menghadapi persaingan global,” lanjut Darmawan.
Ia juga menjelaskan pengembangan sebuah kawasan menjadi motor untuk mempercepat pencapaian pembangunan ekonomi nasional, salah satu indikator kemajuan ekonomi suatu negara adalah dari konsumsi energi per kapita nya. Di tahun 2019, nilai Indonesia masih 1.084 kWh per kapita, masih jauh dari angka negara tetangga sekalipun.
"Oleh karena itu PLN akan mengoptimalkan penyediaan listrik yang tersedia, sehingga ekonomi Indonesia akan semakin meningkat," ujar Darmawan.