REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Perusahaan raksasa furnitur asal Swedia, IKEA, menutup toko yang merugi di Coventry, Inggris. Kebijakan ini menjadi penutupan besar pertama IKEA di Inggris. Dilansir di Reuters pada Selasa (4/2), sebanyak 352 pekerja berada dalam risiko pemutusan hubungan kerja (PHK).
Toko IKEA di pusat kota Coventry dibangun pada 2007. Toko ini merupakan salah satu dari 22 toko IKEA yang beroperasi di Inggris.
Pihak IKEA mengatakan perusahaan akan melakukan konsultasi dan diskusi dengan 352 pekerja yang terkena dampak. Perusahaan berkomitmen mempertahankan sebanyak mungkin pekerja.
Penutupan dikarenakan terjadi penurunan jumlah pengunjung toko hingga mencapai tingkat yang lebih rendah dibandingkan proyeksi perusahaan. Tren ini diprediksi disebabkan banyak masyarakat yang lebih suka berbelanja di platform daring (online).
Di sisi lain, IKEA Coventry harus terus menanggung biaya operasional yang tinggi mengingat toko mereka berdiri di gedung tujuh lantai. "Meski bukan keputusan yang mudah, ini adalah keputusan tepat untuk kesuksesan IKEA di Inggris secara jangka panjang," ujar Manajer IKEA untuk wilayah Inggris dan Irlandia, Peter Jelkeby.
Langkah penutupan salah satu toko IKEA di Inggris menjadi sorotan besar. Pasalnya, pelaku usaha ritel di Inggris diketahui sedang berjuang keras untuk bertahan. Sudah banyak toko yang tutup karena pembeli memilih untuk berbelanja secara online.
Untuk memenuhi tren belanja online secara global, IKEA meluncurkan toko-toko di dalam perkotaan dengan ukuran lebih kecil. Toko ini lebih mudah diakses dengan lebih banyak layanan digital dan lainnya. Secara historis, sebagian besar toko IKEA berada di luar pusat kota.
Di tengah rencana penutupan toko Coventry, IKEA memastikan tetap berkomitmen berbisnis di Inggris. Hal ini ditunjukkan dengan kebijakan membuka toko dengan konsep sustainability (berkelanjutan) di Greenwich pada tahun lalu. IKEA berencana membuka dua studio perencanaan di London.
Selain itu Ingka Centres, lini bisnis pusat perbelanjaan yang masih satu grup dengan IKEA, juga sudah mengeluarkan biaya 222 juta dolar AS untuk membeli sebuah mal di Hammersmith, London bagian barat. Mereka berencana membuka pertokoan dengan format kecil pertama di Inggris.