REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekspor yang kuat, kembali mencatatkan surplus neraca transaksi berjalan (I) Jerman terbesar di dunia. Lembaga riset ekonomi yang berbasis di Muenchen, Ifo menempatkan surplus neraca berjalan Jerman sekitar 293 miliar dolar AS pada tahun 2019.
Ini adalah tahun keempat berturut-turut surplus transaksi berjalan Jerman menjadi yang terbesar di dunia. Kemudian disusul oleh Jepang dengan 194 miliar dolar AS, menurut perhitungan Ifo.
Dana Moneter Internasional dan Komisi Eropa selama bertahun-tahun telah mendesak Jerman untuk membuat suatu kebijakan guna meningkatkan permintaan dan impor domestik. Itu diharapkan bisa mengurangi ketidakseimbangan ekonomi global dan merangsang pertumbuhan di tempat lain.
Sejak pemilihannya, Presiden AS Donald Trump juga mengkritik kekuatan ekspor Jerman. Surplus neraca berjalan Jerman terutama dapat dikaitkan dengan fakta bahwa lebih banyak produk dan layanan Jerman yang dijual di luar negeri daripada diimpor ke Eropa.
"Kami bangga dengan mobil kami dan kami seharusnya demikian," kata Kanselir Jerman Angela Merkel, dilansir Reuters, Senin (3/2).
Ekonom Ifo Christian Grimme mengatakan surplus Jerman meningkat hampir 16 miliar euro menjadi sekitar 7,6 persen dari produk domestik bruto (PDB). "Ekspor yang lebih kuat ke AS, karena depresiasi euro dan peningkatan ekspor ke Inggris, di mana permintaan cukup stabil membuat total ekspor Jerman naik tajam lagi pada paruh kedua tahun ini," kata dia.
Sebaliknya, impor tumbuh sangat lemah di paruh musim panas 2019. Resesi industri yang sedang berlangsung di Jerman sangat membatasi impor barang setengah jadi.