Senin 03 Feb 2020 19:01 WIB

Investasi Sektor Manufaktur Mencapai Rp 216 Triliun di 2019

Kemenperin menilai sektor manufaktur berkontribusi signifikan pada investasi nasional

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat investasi sektor industri manufaktur mencapai Rp 216 triliun pada 2019. Sehingga Kemenperin menilai sektor ini mampu memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap capaian nilai investasi nasional.

Untuk itu, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan akan mengatrol nilai investasi nasional dengan turut aktif mengajak dan mengawal sejumlah pelaku industri potensial agar segera merealisasikan investasinya di Indonesia.

Baca Juga

“Sesuai implementasi roadmap Making Indonesia 4.0, kami memprioritaskan pada lima sektor, yaitu industri makanan dan minuman, industri tekstil dan pakaian, industri otomotif, industri elektronik, serta industri kimia,” kata Menperin lewat keterangannya di Jakarta, Senin (3/2).

Adapun sumbangsih Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sektor industri sebesar Rp 72,7 triliun atau 18,8 persen dari perolehan total PMDN yang berada di angka Rp 386,5 triliun.

Sementara itu Penanaman Modal Asing (PMA) di sektor industri menyentuh Rp 143,3 triliun atau 33,8 persen dari perolehan total PMA yang mencapai Rp 423,1 triliun.

Jadi, secara keseluruhan, sektor industri menggelontorkan dana hingga Rp 216 triliun atau berkontribusi 26,7 persen dari total realisasi investasi di Indonesia senilai Rp 809,6 triliun pada tahun lalu.

Adapun lima sektor manufaktur yang menyumbang nilai investasi paling besar pada tahun 2019, yaitu industri logam dasar dengan capaian Rp 58,3 triliun, kemudian diikuti industri makanan dan minuman Rp 54 triliun, industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia Rp 23,5 triliun, industri barang galian bukan logam Rp 10,7 triliun, serta industri kertas dan barang dari kertas Rp 8,9 triliun.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement