Senin 03 Feb 2020 08:26 WIB

Brexit, Nissan Dikabarkan akan Tutup Pabrik di Eropa

Brexit dikhawatirkan berimbas signifikan pada tarif impor mobil

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
Nissan.
Foto: EPA
Nissan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Produsen mobil asal Jepang Nissan Motor Co dikabarkan telah menyusun rencana darurat terkait dengan keluarnya Inggris dari Uni Eropa atau Brexit. Nissan memilih untuk fokus pada pabrik Sunderland, Inggris dan memangkas produksi di Eropa.

Ini dilakukan jika Brexit berimbas signifikan pada tarif impor mobil. Financial Times melaporkannya, mengutip dua orang yang terlibat dalam pembahasan.

Baca Juga

Rencana tersebut dibuat sebelum Makoto Uchida ditunjuk sebagai Chief Executive Officer (CEO) baru pada bulan Desember lalu. Nissan juga dikabarkan akan penutupan pabrik di Barcelona dan Prancis.

Secara resmi, Nissan melalui juru bicara Nissan Eropa menyangkal adanya rencana darurat tersebut. Menurutnya, Nissan sudah membuat beragam model rencana dan strategi.

"Faktanya tetap bahwa seluruh bisnis kami baik di Inggris maupun di Eropa tidak berkelanjutan jika terjadi tarif WTO," katanya dilansir Bloomberg, Ahad (2/2).

Dalam sebuah pidato pada hari Senin ini, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dikabarkan akan menyampaikan kesiapan Inggris untuk berhenti membahas hubungan perdagangan Inggris dan Uni Eropa. Ini jika dia tidak mendapatkan apa yang diinginkannya. Negosiator Brussels akan mempublikasikan pernyataan mereka sendiri pada hari yang sama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement