REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) menargetkan pada bulan depan bersama Aramco akan meneken kesepakatan untuk membangun Kilang Cilacap. Keputusan ini diambil usai perdebatan alot tentang nilai valuasi.
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati menjelaskan kesepakatan yang kemudian diambil oleh kedua belah pihak adalah memakai skema membangun kilang baru di Cilacap, bukan pengembangan. Skema yang sama yang diterapkan Pertamina di Kilang Balikpapan.
"Targetnya kita dalam maksimum satu bulan ke depan akan menyepakati signing agreement. Dan kalau ini sudah terjadi maka deal itu akan terjadi. Baru lah kita akan melakukan pembangunan," ujar Nicke di Komisi VII DPR RI, Rabu (29/1).
Nicke menjelaskan nantinya setelah kesepakatan diteken keduanya akan membentuk perusahaan patungan atau joint venture (JV). Perusahaan bersama itu yang akan membangun kilang tambahan.
"Tetap asetnya ada di dalam neracanya Pertamina, dan Aramco sudah setuju dengan skema ini dan skema ini pun kita lakukan di Balikpapan. Balikpapan pun demikian, kilang eksisting tidak kita spin off. Jadi kita dengan partner ini hanya membangun yang tambahan kapasitas produksi saja," jelasnya.
Ketika pengembangan kilang sudah berjalan, Nicke memperkirakan pembangunannya memakan waktu sekitar empat tahun. "Mengenai pembangunan kilang secara umum yang baru itu sekitar 4 tahun. Kami sekarang melakukan terobosan bagaimana mekanisme pengadaan kita lakukan percepatan," tambahnya.