REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSEL -- Uni Eropa, China, dan 15 anggota Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) lainnya sepakat pada Jumat (24/1) untuk membuat mekanisme sementara guna menyelesaikan perselisihan perdagangan. Hal itu setelah tindakan AS membuat WTO bulan lalu tidak mampu bertindak sebagai wasit perdagangan global.
Komisi Eropa mengatakan para anggota WTO yang terlibat telah sepakat untuk mempertahankan sistem perselisihan dua langkah WTO sampai Badan Banding WTO sendiri beroperasi kembali. Washington membekukan Badan Banding, yang bertindak sebagai mahkamah agung untuk perdagangan internasional, dengan menghalangi penunjukan selama lebih dari dua tahun. Dua dari tiga anggota badan sampai pada akhir masa jabatan mereka pada Desember, sehingga tidak dapat mengeluarkan putusan.
Panel WTO tingkat paling rendah tiga orang masih akan memberi nasihat tentang perselisihan perdagangan, tetapi kasus-kasus semacam itu dapat dibiarkan tak menentu tanpa mekanisme banding. UE sebelumnya telah bekerja sama dengan Norwegia dan Kanada untuk membentuk badan banding terpisah yang dapat menyelesaikan perselisihan.
Negara-negara lain yang mendaftar pada Jumat adalah Australia, Brasil, Chile, China, Kolombia, Kosta Rika, Guatemala, Korea Selatan, Meksiko, Selandia Baru, Panama, Singapura, Swiss, dan Uruguay. Sementara, Amerika Serikat berada di luar grup, Presiden AS Donald Trump, berbicara di Davos pada Rabu (22/1), berjanji tindakan "sangat dramatis" untuk WTO yang berbasis di Jenewa.
Direktur Jenderal WTO Roberto Azevedo tidak membahas sistem banding sementara dalam konferensi pers di Davos pada Jumat (24/1). Tetapi dia mengatakan pertemuan anggota WTO di sana telah membahas tugas-tugas ke depan, termasuk memperbaiki penyelesaian sengketa di WTO.
"Ada opsi di luar sana, kami sedang berusaha memperbaikinya, tetapi kami belum ada di sana," katanya, seraya menambahkan bahwa banyak makalah dan gagasan telah muncul."
"Saya akan mengatakan bahwa saya akan yakin bahwa akan ada lebih banyak kemajuan dalam jangka pendek."
Azevedo mengatakan Trump telah menjelaskan bahwa dia ingin melihat perubahan WTO dan bahwa dia telah diundang ke Washington untuk membahas seberapa dalam reformasi tersebut. Sumber Uni Eropa mengatakan blok itu menyambut kenyataan bahwa pemerintahan Trump terlibat dengan WTO, yang diyakini banyak anggotanya perlu direformasi untuk mencerminkan perubahan dalam ekonomi global, termasuk kebangkitan China.