Selasa 21 Jan 2020 06:02 WIB

Transisi Blok Rokan Masih Berjalan

Salah satu langkah transisi mulai dilakukannya pergantian pipa untuk jaga produksi

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Gita Amanda
Fasilitas minyak PT Chevron Pacific Indonesia di daerah Minas yang masuk dalam Blok Rokan di Riau, (ilustrasi)..
Foto: ANTARA FOTO
Fasilitas minyak PT Chevron Pacific Indonesia di daerah Minas yang masuk dalam Blok Rokan di Riau, (ilustrasi)..

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Chevron Pasific Indonesia (CPI) mengatakan hingga kini transisi alih kelola Blok Rokan masih berjalan. Presiden Direktur CPI Albert Simanjuntak menjelaskan perusahaan bersama Pertamina dan SKK Migas terus melakukan kordinasi dan langkah transisi.

"Kami sudah mulai melakukan proses alih kelola sejak awal tahun lalu di bawah koordinasi SKK Migas dengan bentuk tim koordinasi, proses ini sudah berjalan dengan baik kami punya jadwal sudah terpenuhi," ujar Albert di Komisi VII DPR RI, Senin (20/1) lalu.

Albert menjelaskan salah satu langkah transisi adalah kedua perusahaan mulai melakukan pergantian pipa. Ia menjelaskan langkah pergantian pipa ini penting dilakukan untuk menjaga produksi. Ia juga menjelaskan perusahaan masih berusaha menjaga laju produksi Blok Rokan agar tidak terus mengalami penurunan.

"Kami jaga pipa yang sedang kami gunakan sekarang agar produksi tidak terganggu," ujar Albert.

Namun, memang Albert mengakui karena Transisi akan selesai pada 8 Agustus tahun depan maka perusahaan memutuskan untuk tidak melakukan pengeboran di sumur baru. Ia menjelaskan, hal tersebut tidak ekonomis lagi bagi perusahaan karena produksi juga terus menurun.

"Mengingat saat ini kami sudah nggak ekonomis untuk bor sumur, terakhir kami bor tahun 2018 sebanyak 89 sumur, 2019 kami fokus lakukan workover dengan gunakan digital teknologi yaitu memilih kandidat-kandidat sumur yang dikerjakan dan meminimalisir downtime kita," ujar Albert.

Albert menyebut beberapa langkah yang lakukan sebagai upaya menahan laju produksi. Pertama, alih kelola Blok Rokan ke SKK Migas selanjutnya Pertamina dilakukukan aman dan lancar sehingga produksi bisa dimimalkan penurunannya.

Kedua, optimalisasi kerja ulang dan perbaikan sumur dengan menggunakan tekhnologi digital. Ketiga, Duri Steamflood meningkatkan pekerjaan stimulasi dengan uap dan optimisasi distribusi uap.

Lebih lanjut dirinya mengatakan upaya keempat yang dilakukan adalah waterflood. Memperbaiki distribusi injeksi air untuk meningkatkan respons dan reservoir. Terakhir program Comprehensive Pipeline Maintenance (CPM) untuk mempertahankan kehandalan pipa air dan menghindari potensi penghentian produksi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement