Sabtu 18 Jan 2020 06:22 WIB

Freeport Ingin Rekrut Orang Papua Lulusan Luar Negeri

Freeport bekerja sama dengan Konsulat Jenderal RI di AS untuk rekrutmen.

Red: Nur Aini
Petugas dari satuan Brimobda DIY Satgas Amole III 2015 BKO PT Freeport Indonesia berjaga di area tambang terbuka PT Freeport Indonesia di Timika, Papua, Sabtu (19/9).   (Antara/Muhammad Adimaja)
Petugas dari satuan Brimobda DIY Satgas Amole III 2015 BKO PT Freeport Indonesia berjaga di area tambang terbuka PT Freeport Indonesia di Timika, Papua, Sabtu (19/9). (Antara/Muhammad Adimaja)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Freeport Indonesia dengan bekerja sama dengan berbagai pihak telah berupaya untuk menarik orang Papua yang studi di luar negeri. Hal itu agar setelah lulus, mereka dapat kembali untuk bekerja di tambang Freeport sekaligus membangun Papua.

President Director PT Freeport Indonesia Tony Wenas dalam seminar tentang Membangun Indonesia Bagian Timur di Jakarta, Jumat (17/1) mengemukakan pihaknya baru saja bekerja sama dengan Konsulat Jenderal Republik Indonesia yang terletak di Los Angeles, Kalifornia, Amerika Serikat. Kerja sama itu, ujar dia, adalah dengan mengumpulkan sekitar 300 putra-putri Papua yang sedang belajar di negeri Paman Sam itu, dan melakukan wawancara untuk posisi di Freeport.

Baca Juga

Freeport, menurut Tony, juga memiliki semacam Balai Latihan Kerja yang menghasilkan lulusan di mana sebagian besar diserap oleh Freeport, sedangkan sebagian lainnya bekerja di tambang lainnya. Ia juga mengemukakan bahwa sekitar 98 persen dari tenaga kerja di Freeport adalah warga negara Indonesia.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyampaikan pesan khusus kepada PT Freeport Indonesia (PTFI) untuk mengutamakan masyarakat Papua terkait transisi penambangan dari tambang terbuka (open pit) Grasberg menuju tambang bawah tanah (underground mine).

"Wilayah ini memiliki potensi sumber mineral yang sangat besar. Harus kita manfaatkan. Saya senang bila pekerjaan ini banyak dilakukan oleh putra-putri lokal dari Papua. Ini harus menjadi perhatian khusus dari manajemen Freeport untuk selalu membina, meningkatkan SDM (sumber daya manusia) yang ada," kata Arifin di Papua, Ajad (22/12).

Pemerintah, sambung Arifin, tengah melakukan diskusi dengan managemen PFTI terkait pengembangan SDM.

"Kami ada program politeknik (pertambangan). Ini memfasilitasi SDM lokal yang nantinya bisa menjadi potensi andalan daripada industri pertambangan PTFI. Kita harus bisa bina agar menciptakan keharmonisan di masyarakat Papua. ini obsesi Pemerintah yang di dukung oleh Undang-undang," jelasnya.

Berdasarkan data yang ada sampai dengan tahun 2019, tenaga kerja langsung PT Freeport Indonesia sebanyak 6.943, terdiri atas tenaga kerja asing sebanyak 152 orang, dan tenaga kerja Indonesia sebanyak 6.791 orang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement