Jumat 03 Jan 2020 11:36 WIB

Edan! Tak Henti-Henti Diserang Amerika, Pendapatan Perusahan China Ini Tetap Lampaui Target

Itu merupakan rekor tertinggi baru untuk grup China.

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Edan! Tak Henti-Henti Diserang Amerika, Pendapatan Perusahan China Ini Tetap Lampaui Target. (FOTO: Reuters/Chris Wattie)
Edan! Tak Henti-Henti Diserang Amerika, Pendapatan Perusahan China Ini Tetap Lampaui Target. (FOTO: Reuters/Chris Wattie)

Warta Ekonomi.co.id, Jakarta

Kendati didera kampanye hitam berkepanjang, Huawei, perusahaan asal China, mencatatkan pendapatan perusahaan telah melampaui 850 miliar yuan atau setara 122 miliar dolar AS tahun 2019. Itu merupakan rekor tertinggi baru untuk grup China dan mengalami peningkatan 18% dari tahun sebelumnya.

Eric Xu,  Huawei’s Rotating Chairman, mengatakan, Huawei adalah perusahaan pembuat smartphone terbesar kedua di dunia, menjual 240 juta handset tahun ini, naik dari 206 juta tahun lalu.

Baca Juga: Bos Huawei Tunda Waktu Pensiun, Semua Gegara Donald Trump!

"Angka-angka ini lebih rendah dari proyeksi awal kami. Namun, bisnis tetap solid dan kami berdiri kuat dalam menghadapi kesulitan," tulis Xu, seperti dikutip dari zdnet.

Dia mengakui bahwa Huawei sedang menghadapi kampanye strategis dan jangka panjang melawan bisnisnya oleh pemerintah AS. Jika kampanye bertahan lama, itu akan menciptakan lingkungan yang lebih sulit bagi perusahaan berusia 32 tahun itu untuk bertahan dan berkembang.

"Kelangsungan hidup akan menjadi prioritas pertama perusahaan pada tahun 2020," imbuh Xu.

Menurut Xu, AS telah menambahkan Huawei ke daftar hitam perdagangan Departemen Perdagangan  tahun ini dan menempatkan pembatasan baru pada kemampuannya untuk menjual dan mempertahankan hubungan komersial dengan perusahaan Amerika.

Pemerintah AS bahkan juga mendesak sekutu-sekutunya untuk tidak menggunakan produk Huawei dalam membangun generasi berikutnya dari infrastruktur jaringan telekomunikasi mereka, dengan menuduh bahwa perusahaan China itu menjadi ancaman bagi keamanan nasional.

Pada bulan Oktober, Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross mengatakan dalam sebuah konferensi di New Delhi, berharap India, pasar telekomunikasi terbesar kedua di dunia, "tidak secara tidak sengaja akan menghadapi risiko keamanan yang tidak diinginkan" dengan menggunakan peralatan 5G dari Huawei.

Meski begitu, tidak semua sekutu AS telah mengindahkan nasihatnya. Belum lama ini Huawei memperoleh kemenangan besar di India yang menyetujui permintaan Huawei untuk berpartisipasi dalam uji coba spektrum 5G-nya.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement