Senin 23 Dec 2019 10:06 WIB

IHSG Menguat Terimbas Membaiknya Hubungan AS-China

Pagi ini IHSG dibuka menguat ke level 6.309,671.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Seorang mengunjung memotret layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (foto ilustrasi)
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Seorang mengunjung memotret layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (foto ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hubungan Amerika Serikat (AS) dan China terus membaik. Hal ini pun berdampak positif terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di awal perdagangan pekan ini, Senin (23/12).

Berdasarkan data RTI, indeks saham dibuka menguat 0,4 persen ke level 6.309,671. Pada penutupan perdagangan sebelumnya, IHSG ditutup menguat 0,55 persen pada level 6.284,372.

Baca Juga

Menurut analis Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus, penguatan didorong pernyataan Presiden Xi Jinping. "Presiden Xi Jinping mengatakan pada Jumat lalu bahwa kesepakatan perdagangan fase pertama sangat bermanfaat bagi AS dan China," kata Nico.

Presiden Xi menambahkan bahwa kesepakatan ekonomi dan perdagangan pada tahap pertama yang telah tercapai antara AS dan China merupakan sesuatu yang sangat baik untuk kedua negara, dan seluruh dunia. Xi juga menambahkan bahwa pasar AS dan China beserta dunia telah menanggapi hal ini dengan sangat positif.

AS juga mrnyampaikan telah bersedia untuk menjaga komunikasi yang erat dengan China dan berusaha untuk menandatangani serta segera merealisasikannya. Xi mengakui bahwa dirinya telah berbicara dengan Trump pada Jumat kemarin mengenai perjanjian perdagangan.

Kendati tidak mengetahui bagaimana kesepakatan tersebut bisa tercapai, pasar dinilai masih sangat optimistis.  Meski demikian, Nico melihat, pergerakan IHSG masih memiliki peluang untuk bergerak cenderung

melemah.

Menurut Nico, hal tersebut lebih didorong oleh faktor internal. Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi Desember 2019 akan lebih rendah dari rata-rata inflasi bulan Desember dalam lima tahun terakhir. Berdasarkan survei pemantauan harga BI pada minggu ketiga Desember 2019, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, inflasi Desember sebesar 0,42 persen secara bulanan.

Padahal, rata-rata inflasi Desember selama lima tahun terakhir sebesar 0,58 persen secara bulanan. Secara tahunan, inflasi Desember ini mencapai 2,8 persen. Beberapa tekanan harga yang kemungkinan terjadi di Desember antara lain pola musiman, seperti tarif angkutan udara yang diperkirakan mengalami inflasi 0,05 persen akibat aktivitas liburan di akhir tahun, sejumlah bahan makanan seperti telur ayam.

Nico pun memprediksi IHSG akan diperdagangkan pada level 6.213-6.319.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement