REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) mencatat, secara keseluruhan, masih terjadi aliran masuk modal asing atau capital inflow pada portfolio domestik sebesar Rp 1,31 triliun sepanjang seminggu terakhir. Adapun inflow terjadi pasar saham sebesar Rp 1,41 triliun dan pada instrumen Sertifikat BI (SBI) sebesar Rp 1,75 triliun.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, sejak awal tahun atau year-to-date (ytd), Bank Indonesia mencatat capital inflow asing pada portofolio mencapai Rp 220,07 triliun. Terdiri dari arus masuk modal asing pada SBN sebesar Rp 171,51 triliun, pada pasar saham Rp 43,78 triliun, dan sisanya di obligasi korporasi dan SBI.
"Ini cerminan kepercayaan investor global terhadap perekonomian Indonesia yang dinilai bagus. Tercermin juga dari premi risiko Indonesia yang rendah, diukur dari credit default swap (CDS) sekarang 62,73 bps,” ujarnya di gedung Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (20/12).
Menurut dia, inflow portofolio yang masih kuat juga didorong posisi nilai tukar rupiah yang sampai saat ini masih di bawah Rp 14.000 per dolar Amerika Serikat (AS). Di pasar spot, per pukul 14.15 WIB, kurs rupiah tercatat pada posisi Rp 13.997 per dolar AS.
“Nilai tukar rupiah bergerak stabil karena mekanisme pasar berjalan baik, suplai juga berjalan baik, dan faktor aliran modal asing masuk ke portofolio,” ujarnya.
Bank Indonesia juga mencatat capital outflow atau arus keluar modal asing mencapai Rp 1,94 triliun sepanjang sepekan terakhir atau week to date. Adapun penyebab keluarnya dana asing dari pasar Indonesia merupakan sesuatu yang biasa terjadi.
"Ini hal yang wajar terjadi akhir tahun karena biasanya para trader pemegang SBN keluar (dari pasar) untuk melakukan profit-taking saja. Umumnya, mereka akan kembali lagi (masuk ke pasar) awal tahun,” katanya.