Senin 16 Dec 2019 17:17 WIB

Bank Mandiri Targetkan Kredit Konsumer Tumbuh 12 Persen

Kredit konsumer Bank Mandiri diperkirakan mencapai Rp 170 triliun

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Pengurus Baru Bank Mandiri (kiri kanan duduk) Direktur Utama Terpilih Bank Mandiri Royke Tumilaar dan mantan Komisaris B S Kusmulyono, bersama (kiri kanan berdiri) Direktur Manajemen Risiko A. Siddik Badruddin, Direktur Corporate Banking Alexandra Askandar, Mantan Komisaris Utama Hartadi A. Sarwono dan Wadirut Sulaiman Arif Arianto saat Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Bank Mandiri di Jakarta, Senin (9/12).
Foto: darmawan / republika
Pengurus Baru Bank Mandiri (kiri kanan duduk) Direktur Utama Terpilih Bank Mandiri Royke Tumilaar dan mantan Komisaris B S Kusmulyono, bersama (kiri kanan berdiri) Direktur Manajemen Risiko A. Siddik Badruddin, Direktur Corporate Banking Alexandra Askandar, Mantan Komisaris Utama Hartadi A. Sarwono dan Wadirut Sulaiman Arif Arianto saat Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Bank Mandiri di Jakarta, Senin (9/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menargetkan pertumbuhan kredit konsumer sebesar 11 persen sampai 12 persen pada tahun depan. Tercatat, hingga September 2019 portofolio kredit konsumer tumbuh 10,5 persen atau Rp 162 triliun.

Direktur Consumer and Retail Transactions Bank Mandiri Hery Gunardi mengatakan perseroan optimis pertumbuhan kredit konsumer masih sejalan dengan tren penurunan suku bunga dan membaiknya prospek ekonomi Indonesia.

Baca Juga

“Tahun depan pertumbuhan konsumer tumbuh 10 persen-12 persen atau sama dengan tahun ini,” ujarnya saat konferensi pers di Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (16/12).

Menurutnya kredit konsumer diharapkan dapat berkontribusi sekitar 25 persen terhadap kartu debit dan kartu kredit Bank Mandiri.

Adapun prediksi hingga akhir 2019 nanti, kredit konsumer Bank Mandiri diperkirakan mencapai Rp 170 triliun atau tumbuh sekitar 12 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Di sisi lain, menurut Hery, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) akan mengalami perlambatan pada tahun depan. “KPR permintaan menurun terutama rumah yang harganya di bawah 2 miliar tapi FLPP (rumah subsidi) meningkat permintaan yang harganya di bawah Rp 150 juta,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement