REPUBLIKA.CO.ID, JATIGEDE - - Dalam setahun ke depan, diperkirakan PT Perusahaan Listrik Negara akan mendapatkan tambahan daya sebesar 110 megawatt (MW). Ini bakal terwujud karena pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Jatigede berkapasitas 2 x 55 mW tersebut sudah mencapai 73,18 persen.
“Kita menargetkan sudah bisa beroperasi dan dijual secara komersial pada September 2020 mendatang,” ungkap Vice President Public Relation PLN Dwi Suryo Abdullah saat memantau proyek PLTA Jatigede di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Kamis (12/12). Konstruksi proyek tersebut ditangani PLN Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Tengah 1 (UIP JBT 1).

Seorang pekerja menyelesaikan konstruksi terowongan yang terhubung ke power plant PLTA Jatigede, Kabupaten Sumedang, Jabar, Kamis (12/12/2019). (Foto : Rakhmat Hadi Sucipto /Republika)
Dwi mengungkapkan, ada banyak bagian proyek konstruksi yang masih diselesaikan. Karena itulah, pihaknya terus mengebut pembangunan konstruksi pembangkit listrik dan jaringan transmisi. “Alhamdulillah, sudah mencapai proses pembangunannya sudah mencapai 73,18 persen,” jelas Dwi.
Menurut Manager PLN UPP Kit JBT 2 Arie Nugroho Ardianto, PLTA Jatigede berada membentang melewati Desa Kadujaya, Cijeungjing, dan Desa Karedok di Kecamatan Jatigede serta Desa Cipeles yang berada di Kecamatan Tomo. Semuanya bagian dari wilayah Kabupaten Sumedang. PLTA Jatigede telah menyelesaikan pekerjaan top heading excavation (penggalian saluran air di headrace tunnel) sepanjang 2.218,73 meter. Saluran sepanjang itu sudah tembus pada Oktober 2019. “Ini merupakan salah satu miles stone penting dalam perkembangan pengerjaan PLTA Jatigede,” ujar Arie.
Menurut Dwi, PLN UIP JBT I terus berupaya seoptimal mungkin menyelesaikan proyek pembangkit listrik di Indonesia, termasuk pembangunan PLTA Jatigede. Pembangunan PLTA sebagai upaya untuk meningkatkan bauran energi baru terbarukan. PLTA Jatigede ini akan jadi produk pertama dari PLN UIP JBT I yang ditargetkan selesai pada September 2020.
“Tentu bila sudah selesai dan beroperasi akan mendukung upaya pemerintah mencapai rasio elektrifikasi sempurna 100 persen pada 2020,” ujar Dwi.

Pekerja sedang merampungkan pembangunan jaringan transmisi di PLTA Jatigede, Kabupaten Sumedang, Jabar, Kamis (12/12/2019).(Foto :Rakhmat Hadi Sucipto /Republika)
Headrace tunnel, jelas Arie, berfungsi sebagai terowongan penghubung penampungan air dengan penstock, juga terhubung dengan power station. Lewat terowongan ini, air tampungan Waduk Jatigede mengalir menuju penstock dan seterusnya memutar turbin pembangkit listrik. Target penyelesaian pekerjaan dalam waktu dekat untuk PLTA Jatigede adalah pelapisan dinding terowongan menggunakan beton.
Sejak pembangunannya hingga 2019, menurut Arie, PLTA Jatigede menyerap tenaga kerja hingga 980 orang. Jumlah ini akan terus bertambah seiring dengan banyaknya pekerjaan untuk mengejar target operasi. PLTA ini diharapkan mampu meningkatkan kapasitas dan keandalan pasokan energi listrik di daerah Jawa Barat, khusunya, dan wilayah Jawa lainnya.
Arie menjelaskan, jalan hantar menuju lokasi PLTA Jatigede dibangun sepanjang 7,6 km, dimulai dari jalan utama di Sangiangbeuheung, Desa Cijeunjing, Kecamatan Jatigede, hingga ke lokasi proyek. Pekerjaan dilakukan oleh kontraktor KSO PT Langgeng Makmur Perkasa dan PT Dutaraya Dinametro dengan dana bersumber dari APLN.
Operasi PLTA Jatigede, kata Arie, memanfaatkan air irigasi dari Waduk Jatigede. Air tersebut dapat membangkitkan tenaga listrik dengan debit 73 meter kubik per detik. Air waduk juga bermanfaat untuk mengairi sawah masyarakat dengan debit 3,5 meter kubik per detik.
Untuk menyesuaikan kebutuhan energi listrik, terutama pada saat beban puncak, dan kebutuhan pengairan di daerah layanan irigasi, PLN juga membangun regulating dam di Desa Karedok dengan kapasitas tampung 1,0 juta meter kubik. Dengan adanya regulating dam ini, pasokan air irigasi dapat dikendalikan sesuai dengan kebutuhan harian di wilayah pertanian.