Sabtu 06 Mar 2021 10:22 WIB

PLN Berhasil Sinkronkan Turbin Uap PLTGU Muara Karang

Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan keandalan sistem kelistrikan Jawa-Bali.

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Endro Yuwanto
Salah satu Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) milik PT PLN.
Foto: Istimewa.
Salah satu Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) milik PT PLN.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PLN berhasil melakukan sinkronisasi turbin uap pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Muara Karang untuk pertama kalinya (Steam Turbine First Synchronization) pada Rabu (4/3) untuk meningkatkan keandalan sistem kelistrikan Jawa-Bali. Ini merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN), PLTGU Muara Karang, yang diupayakan dapat beroperasi secara penuh pada Mei 2021.

Steam Turbine First Synchronization merupakan salah satu tahapan pengujian peralatan pembangkit atau disebut komisioning. "Saat ini, Steam Turbine PLTGU Muara Karang telah resmi terhubung dengan sistem kelistrikan Jawa-Bali dan mampu menghasilkan daya yang dapat disalurkan untuk pertama kalinya," ujar General Manager PLN Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Barat (UIP JBB), Ratnasari Sjamsuddin, dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Sabtu (6/3).

PLTGU Muara Karang Peaker akan meningkatkan keandalan sistem kelistrikan DKI Jakarta dan sekitarnya dengan tambahan daya total sebesar 500 MW. "Kapasitas total pembangkit ini terdiri dari 341 MW Gas Turbine, dan 159 MW untuk Steam Turbine," terang Ratnasari.

Sebelumnya, Gas Turbine PLTGU ini telah resmi Commercial Operation Date (COD) pada 15 Februari 2020 lalu, ahead atau lebih cepat kurang lebih satu bulan dari target kontrak 12 Maret 2020. Sedangkan target COD sesuai kontrak untuk Steam turbine adalah 7 Juli 2021. "Namun demikian, dengan adanya optimalisasi schedule di mana ST First Synchronization lebih cepat dari jadwal awal, maka kami optimistis dapat menyelesaikan target COD pada akhir Mei 2021," jelas Ratnasari.

Pembangunan PLTGU Muara Karang ini telah berlangsung sejak 2017, dengan lokasi di lahan PT PJB UP Muara Karang seluas 3,75 Ha. "Setelah kesuksesan ST First Synchronization, selanjutnya kami akan melakukan beberapa pengujian termasuk performance test dan RR sehingga akhir Mei 2021 PLTGU MKG Peaker dapat beroperasi penuh 500 MW," papar Ratnasari.

Menurut Ratnasari, pembangunan pembangkit ini memang dinilai sangat krusial dalam memberikan suplai listrik terbaik, khususnya di ibu kota dan sekitarnya. "Hal ini karena DKI Jakarta dan sekitarnya merupakan pusat bisnis, ekonomi, dan industri yang sedang tumbuh kembang dengan berbagai infrastruktur seperti MRT, LRT, perluasan Bandara Soekarno Hatta, dan perkantoran serta bisnis. Semuanya membutuhkan listrik terbaik agar dapat terus bergerak," tegasnya.

Ratnasari melanjutkan, besarnya kebutuhan listrik di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya inilah yang tidak menyurutkan perjuangan insan kelistrikan untuk terus memberikan yang terbaik. Kendati terkendala adanya pandemi Covid-19, pembangunan harus tetap berjalan. PLN mengoptimalkan pekerjaan yang bisa dilakukan dalam format virtual.

"Di samping itu, komitmen untuk tetap menjalankan protokol kesehatan yang ketat juga terus diterapkan. Seluruh mitra kerja rutin menjalani tes Covid-19 sebagai bentuk tindakan preventif atas meluasnya penyebaran virus. Karena kebutuhan listrik tidak bisa menunggu lama, jadi kami harus adaptif mencari cara terbaik agar proyek tetap berjalan dengan baik dan aman," pungkas Ratnasari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement