Sabtu 07 Dec 2019 07:35 WIB

Kredit UKM OCBC Capai 57 Persen

OCBC berkomitmen meningkatkan porsi kredit UKM menjadi 60 persen.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Gita Amanda
OCBC berkomitmen meningkatkan porsi kredit UKM menjadi 60 persen.
OCBC berkomitmen meningkatkan porsi kredit UKM menjadi 60 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank OCBP NISP Tbk (OCBC NISP) berkomitmen meningkatkan porsi kredit Usaha Kecil Menengah (UKM) menjadi 60 persen dari 57 persen per September 2019. Direktur Utama Bank OCBC NISP Parwati Surjaudaja menyampaikan sektor UKM menjadi salah satu keahlian dan kekuatan bank.

"Untuk tahun depan kami tidak akan keberatan kalau porsinya sampai 60 persen," katanya dalam media gathering OCBC NISP, di World Trade Centre 1, Jakarta, Jumat (6/12) lalu.

Baca Juga

Per September 2019, porsi korporasi mencapai 32 persen, konsumer sebesar 11 persen dan 57 persen UKM. Parwati mengatakan jika ditambah segmen mikro, maka porsi UMKM jadi sebesar 18 persen. Sehingga diproyeksikan tahun depan bisa mencapai 20 persen.

Menurutnya, OCBC NISP sudah angkat tangan di segmen mikro meski sempat masuk. Perlu keahlian dan kekuatan khusus dalam menangani segmen ini, sehingga bank saat ini fokus di UKM. Ia menilai perlu ada keringanan dan strategi khusus jika mau serius garap segmen mikro.

Sementara di sisi UKM, OCBC mencatat pertumbuhan yang signifikan double digit dibanding korporasi dan konsumer yang tumbuh single digit. Parwati sepakat bahwa segmen UKM Indonesia tahan banting meski kondisi ekonomi global tidak menentu.

"Kami merasakan sendiri bahwa segmen UKM terus saja tumbuh," kata dia.

Sehingga, OCBC NISP terus mengembangkan layanan untuk memfasilitasi pertumbuhan. Parwati menyampaikan peran bank tidak hanya sebagai pemberi pendanaan atau kredit, melainkan harus jadi partner.

Bank memberikan layanan menyeluruh, mulai dari market intelegence, kolaborasi, pendampingan pengelolaan keuangan, yang dapat menunjang naik kelasnya sebuah UKM. Bank, kata Parwati, ingin memberikan nilai tambah agar nasabah bisa kelola keuangan usahanya.

"Bukan cuma memberi pinjaman, tapi juga memberikan pendampingan mengelola investasi, tata kelola perusahaan, kami bisa berikan," katanya.

Lebih spesifik, Head of Strategy and Innovation Group OCBC NISP, Ka Jit menambahkan, peran perbankan tidak hanya menyediakan produk finansial saja. Melainkan juga membantu meningkatkan kapasitas bisnis UKM agar bisa berdaya saing.

OCBC NISP telah meluncurkan kampanye Nyalakan Indonesia dan Tidak Ada Yang Tidak Bisa (TAYTB) Fest untuk mendorong generasi muda berkarya dan berprestasi. Acara ini memberikan edukasi finansial dengan menyajikan pengalaman yang unik dan inspirasional.

"Kami adakan layanan nyala bisnis, dimana wirausawan muda bisa menggunakan gabungan jasa keuangan bank, yang didesain untuk pengusaha, UMKM," katanya.

Nasabah yang menggunakan layanan ini bisa mendapatkan beragam kemudahan. Mulai dari produk bundle bisnis seperti tabungan, giro, bebas transaksi transfer, pelayanan online akunting, hingga pengurusan pajak.

OCBC menyalurkan kredit sebesar Rp 120 triliun dengan rasio kredit bermasalah atau NPL gross sebesar 1,8 persen dan NPL nett sebesar 0,8 persen. NPL UKM berada di kisaran dua persen. Sementara, laba bersih tercatat sebesar Rp 2,2 triliun pada kuartal III 2019, naik sembilan persen dari periode yang sama tahun lalu Rp 2,03 triliun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement