REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank CIMB Niaga Tbk akan fokus pada peningkatan kredit untuk Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan konsumer pada tahun depan. Direktur Business Banking CIMB Niaga, Rahardja Alimhamzah menyebut kedua segmen ini akan menjadi tulang punggung pertumbuhan kredit di tahun depan.
"Kami ingin menjadikan bisnis kecil dan menengah sebagai satu keahlian baru," kata dia dalam paparan publik di Grha CIMB Niaga, Jakarta, Senin (18/11).
Ini sesuai dengan arahan pemerintah dalam mengakomodir kebutuhan modal bagi segmen kecil dan menengah. Rahardja mengatakan saat ini porsi kredit UKM mencapai 14 persen dari total kredit. Tahun depan, CIMB Niaga akan mendorong porsi hingga lebih dari 20 persen.
Meski demikian, bank akan tetap selektif terhadap calon nasabah dalam rangka menjaga kualitas kredit. CIMB Niaga menargetkan pertumbuhan kredit total berkisar 6-7 persen untuk tahun ini dan 10-12 persen pada tahun depan.
Per 30 September 2019, penyaluran kredit yang disalurkan CIMB Niaga tumbuh 4,9 persen menjadi Rp 191,7 triliun (yoy). Rahardja mengatakan bank adalah agen pengembangan ekonomi nasional sehingga bertugas membantu pemerintah.
"Pak (Presiden) Joko Widodo sudah meminta agar bank membantu, mendukung UMKM yang jumlahnya ada sekitar 60 juta," katanya.
Jokowi menyebut pengusaha kecil dan menengah juga merupakan mesin pertumbuhan ekonomi nasional. CIMB Niaga akan lebih memprioritaskan usaha kecil daripada menengah.
Direktur Strategi and Keuangan CIMB Niaga, Lee Kai Kwong menambahkan untuk tahun depan, segmen UKM dan konsumer akan didorong tumbuh lebih dari 10 persen. Sementara kredit korporasi dan komersil ditargetkan masih single digit.
"Kita punya dua segmen dalam kredit UKM, pertama untuk di bawah Rp 15 miliar, dan kedua diatas Rp 15 miliar, kita akan fokus yang pertama sesuai arahan," katanya.
Porsi kredit di bawah Rp 15 miliar mencapai sekitar 16 persen dan sisanya sekitar dua persen. Tahun depan, bank akan tetap melihat tren ekonomi nasional sehingga mencoba dorong kredit UKM untuk tumbuh di atas 10 persen.
Segmen kecil diprediksi akan tumbuh lebih cepat daripada segmen menengah. Salah satu strategi pertumbuhan adalah menggunakan digitalisasi untuk mempermudah pencarian nasabah. Selain itu penyederhanaan dengan sistem scoring yang lebih akurat, cepat, mudah, efektif dan prosesnya lebih pendek.
CIMB Niaga juga menggunakan fitur akuisisi nasabah yang telah diperbaiki. Menurutnya, perbaikan proses sangat penting untuk melancarkan transaksi dan mendapatkan nasabah-nasabah baru.
Per September 2019, kredit UMKM mencapai Rp 37,08 triliun, tumbuh 2,8 persen dari Rp 36,08 triliun pada tahun lalu (yoy). Porsi kecil menengah mencapai Rp 29,55 triliun dengan pertumbuhan 4,1 persen. Sementara mikro dan lainnya sebesar Rp 7,53 triliun, turun 2,1 persen (yoy).