REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Sarinah yang merupakan pusat perbelanjaan pelat merah akn diarahkan untuk menjadi ruang pameran atau etalase produk UMKM lokal. Sehingga diperlukan sinergi yang lebih kuat mendorong dan mewujudkannya.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki bertemu dengan Menteri BUMN Erick Thohir di Jakarta, Kamis (5/12) untuk membahas realisasi Sarinah sebagai etalase dan pemasaran produk UKM. “Pertemuan ini membahas tentang sinergi program BUMN dengan kementerian kami terutama menyangkut soal pengelolaan Sarinah. Nantinya Sarinah sesuai dengan arahan Pak Presiden menjadi semacam showroom untuk produk UMKM,” kata Teten setelah pertemuan.
Ia mengatakan pembahasan dengan Menteri BUMN terfokus salah satunya terkait strategi menjadikan Sarinah nantinya menjadi ruang pameran bagi semua produk lokal Indonesia atau brand lokal. “Untuk Sarinah nantinya kalau ada tamu negara atau turis, kalau ingin mencari produk Indonesia di situ. Sejarah konsep bisnis Sarinah harus berubah, di situ ada Grand Indonesia, Plaza Indonesia, lalu Sarinah, apa bedanya?” katanya.
Pihaknya menyatakan saat ini memiliki prioritas khusus untuk mempromosikan produk-produk UMKM. Sarinah, kata Teten, akan dijadikan sebuah center produk-produk UMKM. “Pak Erick tadi juga menyampaikan kalau setelah itu berhasil nanti akan segera masuk (produk UMKM) di bandara-bandara,” katanya.
Sementara Smesco Indonesia nantinya akan menjadi center of excellence-nya UMKM di mana saat ini konsep terkait hal itu masih dipersiapkan. Menurut dia, untuk Sarinah saat ini diperlukan perubahan orientasi bisnis termasuk dari sisi perbaikan gedungnya.
“Gedungnya harus ditata juga manajemennya. Untuk produknya nanti dari Kementerian Koperasi dan UKM yang akan kurasi produk,” katanya.
Teten mengatakan target implementasi sampai saat ini masih dikaji. Namun ia ingin agar hal itu bisa dilakukan segera.
Bersama Menteri BUMN, Teten Masduki juga membicarakan tentang pemanfaatan perhutanan sosial salah satunya lahan lahan Perhutani. “Presiden meminta lahan-lahan ini dimanfaatkan betul kegiatan ekonominya. Kebetulan penerimanya adalah petani-petani yang akan kami konsolidasikan menjadi koperasi. Nanti kita akan produksi beberapa komoditas yang berorientasi ekspor,” katanya.
Dengan model yang akan dikembangkan adalah kemitraan antara penerima sertifikat perhutanan sosial yang dikonsolidasi dalam bentuk koperasi dengan swasta sebagai /off taker. “Dan nantinya BRI yang akan memberikan pembiayaannya. Pak Erick sudah putuskan bahwa untuk pembiayaan UMKM adalah BRI,” katanya.