Jumat 29 Nov 2019 21:19 WIB

Tak Peroleh Laba, Hero Supermarket Masih Rugi Rp 7 Miliar

Penurunan laba terjadi karena investasi IKEA yang signifikan.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Teguh Firmansyah
PT Hero Supermarket Tbk memaparkan kinerjanya pada kuartal III 2019 di Graha Hero, Tangerang Selatan, Jumat, (29/11).
Foto: Republika/Iit Septyaningsih
PT Hero Supermarket Tbk memaparkan kinerjanya pada kuartal III 2019 di Graha Hero, Tangerang Selatan, Jumat, (29/11).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- PT Hero Supermarket Tbk tidak membukukan laba sepanjang sembilan bulan 2019 ini. Perusahaan justru mengalami kerugian sebesar Rp 7 miliar.

Realisasi tersebut sangat berbeda dengan perolehan perseroan pada periode sama tahun lalu. Pasalnya pada kuartal III 2018, Hero mencatat laba sebesar Rp 86,18 miliar.

Baca Juga

Pendapatan perusahaan pun menurun 3,7 persen menjadi sebesar Rp 9,48 triliun pada kuartal III 2019. Sebelumnya periode sama tahun lalu mencapai Rp 9,84 triliun.

Direktur Utama Hero Supermarket Patrik Lindvall menjelaskan, laba yang rendah itu dikarenakan investasi IKEA yang signifikan. Menurutnya, di tengah tantangan dan persaingan yang semakin ketat seperti sekarang, Hero melihat peluang besar dalan IKEA sehingga investasi dilakukan demi memperbanyak jaringan toko serta penjualan online.

Bisnis online, kata dia, membukukan pertumbuhan lebih dari dua digit pada kuartal ini. Perolehan tersebut berkat respons positif pelanggan terhadap penawaran di website IKEA.

"Peluncuran katalog IKEA 2020 diharapkan dapat memberikan inspirasi baru bagi pelanggan. Sekaligus mendorong penjualan dan mendorong kontribusi semakin besar dari layanan e-commerce," jelasnya.

Tahun depan, lanjutnya, Hero juga berencana menambah dua gerai IKEA. Masing-masing akan dibangun di Cakung, Jakarta Timur, dan Bandung, Jawa Barat.

"Jadi akhir tahun depan kita akan punya empat cabang," ujar Patrik. Sebelumnya gerai IKEA sudah ada di Alam Sutera, BSD, Tangerang Selatan. Kemudian baru-baru ini dibuka pula di Kawasan Sentul City, Bogor, Jawa Barat.

Patrik enggan menyebutkan, berapa nilai investasi per gerai. Hanya saja dirinya menjelaskan, pembukaan gerai IKEA di Sentul tidak memerlukan investasi besar, karena propertinya sudah ada.

"Kami manfaatkan yang sudah ada sehingga modal lebih rendah. Kata kuncinya, bagaimana susun strategi unggulan dan kekuatan sebagai peruhshaan, tapi tidak harus melalui akuisisi," tuturnya. (Iit Septyaningsih)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement