Kamis 28 Nov 2019 15:16 WIB

Swasta Bentuk Konsorsium Danai Pemberdayaan Peternak

Pinjaman lunak swasta untuk peternak diberi melalui pendampingan dan pakan.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolanda
Pekerja memerah susu sapi di salah satu peternakan Sapi Perah kawasan Duren Tiga, Jakarta, Selasa (5/11/2019). Swasta bekerja sama dalam program pinjaman lunak pemberdayaan peternak sapi potong lokal demi meningkatkan populasi sapi dalam negeri.
Foto: ANTARA FOTO
Pekerja memerah susu sapi di salah satu peternakan Sapi Perah kawasan Duren Tiga, Jakarta, Selasa (5/11/2019). Swasta bekerja sama dalam program pinjaman lunak pemberdayaan peternak sapi potong lokal demi meningkatkan populasi sapi dalam negeri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan Agrobisnis, PT Surya Agropratama (SAP) menggandeng perusahaan pembiayaan asal Kanada, Infrabanx untuk program pinjaman lunak pemberdayaan peternak sapi potong lokal demi meningkatkan populasi sapi dalam negeri. Kerja sama itu turut menggandeng IPB University dalam teknis pendampingan peternak sapi.

Direktur Utama Surya Jaya Abadi, induk perusahaan SAP Darren Dimoelyo menuturkan, total pendanaan yang diberikan Infrabanx mencapai 100 juta dolar AS atau senilai Rp 1,41 triliun (kurs Rp 14.000 per dolar AS) dalam jangka waktu 10 tahun.

Baca Juga

Namun, pinjaman lunak tersebut tidak diberikan dalam bentuk uang, melainkan lewat pendampingan langsung, pemberian pakan ternak, fasilitas, asuran, maupun transfer teknologi peternakan sapi.  

"Ini bukan sekadar nilai, tapi bagaimana dampak kepada masyarakatan peternak. Infrabanx tertarik program ini karena sifatnya kerakyatan," kata Darren saat ditemui dalam penandatanganan kerja sama di Jakarta, Kamis (28/11).

Ia menuturkan, tujuan utama dari kerja sama ini yakni agar populasi sapi potong bisa terus bertambah dengan kualitas bobot yang tinggi. Hasil akhir yang diharapkan yakni Indonesia bisa mengurangi impor sapi karena pasokan dalam negeri bisa mencukupi kebutuhan nasional. Khususnya kebutuhan industri agro yang menggunakan daging sapi sebagai bahan baku.

Kerja sama konsorsium tersebut akan mulai aktif pada 1 Januari 2020. Pada tahap awal, pihaknya bakal fokus untuk melakukan penggemukkan sapi baru masuk ke tahap pengembangbiakan ternak sapi. Itu sebabnya, waktu yang dibutuhkan hingga 10 tahun karena membenahi sektor peternakan rakyat di Indonesia tidak mudah.

Sementara itu, IPB University turut dilibatkan karena memiliki program Sekolah Petenak Rakyat (SPR) di 39 kecamatan yang tersebar di 22 kabupaten. SPR merupakan program pemberdayaan peternak agar dapat mengatur pola pemeliharaan sapi secara berkelanjutan sehingga bisnis yang dijalankan peternak memberikan profit signifikan.

Sementara itu, Master Agent Infrabanx, Sebastian Subba menyatakan dukungannya terhadap pembentukan konsorsium itu. Infrabanx, menurut dia, akan memberikan solusi teknis dan finansial dengan jaringan yang ada di Kanada. "Ini sejalan dengan visi dan misi Infrabanx Corporation yakni menginisiasi, memobilisasi, dan memberdayakan negara-negara berkembang," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement