REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Platform pembayaran 2C2P Pte asal Asia Tenggara mendapat suntikan dana segar senilai Rp 728 miliar dari sejumlah perusahaan yang tergabung dalam International Finance Corporation (IFC) yaitu Centro Ventures dan Arbor Ventures. IFC merupakan bagian dari Grup Bank Dunia.
Dilansir Bloomberg, Senin (25/11), platform yang membantu maskapai, perusahaan perjalanan dan pusat perbelanjaan daring dengan pembayaran digital ini berencana melakukan ekspansi bisnis. Suntikan modal ini dinilai dapat membuat posisi perusahaan semakin menguat di tengah industri.
Didorong dengan teknologi baru dari berbagai kemunculan startup, layanan finansial seperti pembayaran berkembang dengan sangat pesat. Aktivitas pembayaran digital di Asia Tenggara di proyeksi dapat melebihi 1 triliun dolar AS pada 2025 mendatang.
Berdasarkan data yang dirilis Google dan Temasek Holdings, pada tahun ini, transaksi yang terjadi baru menyentuh angka 600 juta dolar AS. Meskipun pertumbuhannya belum optimal, 2C2P sangat berambisi bisa tumbuh melebihi industri di Asia Tenggara.
Perusahaan pun berencana melakukan ekspansi lebih luas pada tahun depan. CEO 2C2P Aung Kyaw Moe mengatakan perusahaan akan fokus memberikan layanan untuk klien korporasi.
"Kami tahu apa yang mereka butuhkan, bagaimana mereka ingin mengumpulkan uanh dan kami akan bangun teknologi itu untuk mereka," kata Aung dikutip Bloomberg.
Didirikan di Bangkok pada 2003 oleh Aung, 2C2P adalah platform pertama yang mengembangkan teknologi pembayaran secara digital. Perusahaan telah menawarkan teknologi pembayaran ini ke beberapa perusahaan besar salah satunya Grab.
"2C2P sudah memiliki resep yang tepat untuk mengembangkan teknologi pembayarannya di Asia Tenggara kata perwakilan Cento Ventures di Singapura, Dmitry Levit.