Rabu 13 Nov 2019 20:04 WIB

Peningkatan Produktivitas Pertanian di Tangan Kepala Daerah

Karena kepala daerah yang paling tahu kondisi pertanian di wilayahnya.

Rep: Deddy Darmawan Nasution/ Red: Andi Nur Aminah
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo dalam Rakornas Indonesia Maju yang digelar Pemerintah Pusat dan Forum Koordinasi Pimpinan di Daerah di Sentul Internasional Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat, Rabu (13/11).
Foto: kementan
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo dalam Rakornas Indonesia Maju yang digelar Pemerintah Pusat dan Forum Koordinasi Pimpinan di Daerah di Sentul Internasional Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat, Rabu (13/11).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyatakan, peningkatan produktivitas pertanian bergantung pada pemerintah daerah yang didukung oleh Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda). Hal itu diungkapkan Syahrul dalam Rakornas Indonesia Maju Pemerintah Pusat dan Forkopimda di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Rabu (13/11).

“Peningkatan produktivitas pertanian yang ada, sandaran saya ada di pemerintah provinsi, ada di pak bupati, wali kota dan dibantu oleh para Muspida, karena yang paling tahu kondisi pertanian itu adalah bapak dan ibu,” kata Syahrul dalam siaran pers diterima Republika.co.id, Rabu (13/11).

Baca Juga

Syahrul mengatakan, dalam membangun pertanian yang maju, mandiri dan modern, harus dilakukan dengan berbagai cara. Yakni dengan melakukan mekanisasi dan penelitian sehingga produksi dan produktivitas bisa meningkat. Di samping itu, juga rendah biaya, serta ekspansi pertanian.

“Bagaimana agar biaya produksi menjadi rendah, kemudian mekanisasi, dan ekspansi pertanian ini cara yang bisa ditempuh dalam membangun pertanian. Saya yakin kita bisa tingkatkan produksinya, dan saya percaya dana KUR yang sudah diturunkan dari tujuh persen menjadi enam persen, penyalurannya akan lebih cepat dan tepat jika dibantu kepala daerah,” ujar dia.

Dia mengatakan program jangka pendek yang akan dilakukan adalah terkait satu data pertanian, kostra tani, ketersediaan pangan, pembiayaan, dan sinergitas antar lembaga. “Single data ini yang sedang kita dorong, sehingga data yang saya pegang adalah data yang sama," katanya.

Selanjutnya, Syahrul mengatakan, pemerintah harus menggunakan teknologi informasi. Sebab, hanya dengan teknologi bisa diketahui pergerakan pertanian dalam negeri berdasarkan pencitraan satelit. "Kapan hujan, tidak hujan, bahkan dengan resolusi yang tinggi kita bisa memperkirakan kapan ditanami, tumbuh, menanam, bibit apa yang dianalisa, dan lainnya,” terangnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement