Selasa 29 Oct 2019 06:02 WIB

BCA Targetkan Pertumbuhan Kredit Tahun Depan 9 Persen

Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja melihat adanya stagnasi pada kredit.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Friska Yolanda
BCA
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
BCA

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mencatat kenaikan kredit hingga kuartal III 2019 sebesar meningkat 10,9 persen (yoy) menjadi Rp 585 triliun. Sementara industri per September, kredit tumbuh 7,89 persen.

Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan hingga akhir tahun, ia melihat stagnasi pada kredit. Karena tiga bulan ke depan, industri cenderung menahan investasi atau tidak cukup untuk industri mengambil keputusan untuk investasi.

Baca Juga

Untuk tahun depan, Jahja memproyeksikan kredit tumbuh sekitar 8-9 persen. Ia mengatakan tidak berani jika harus memasang target di Rencana Bisnis Bank sebesar 12-13 persen.

"Kita mulai dengan sangat konservatif, tapi misal tahun depan permintaan kredit baik, yang layak dapat kredit banyak maka kita bisa melebihi," katanya, Senin (28/10).

Namun itu juga dengan syarat harus ada peningkatan dana pihak ketiga (DPK) yang baik. Jahja menambahkan melihat ada tantangan untuk penyaluran kredit konsumer yang per kuartal III 2019 tumbuh hanya 4,1 persen (yoy). Ini juga menunjukkan daya jangkau atau kemampuan masyarakat masih rendah.

Ia menyampaikan pelemahan konsumer terjadi juga di BCA. Ini masih bisa terjadi hingga tahun depan jika daya beli masyarakat tidak berubah. Jahja mengatakan kredit pemilikan rumah (KPR) masih tumbuh 6,8 persen, namun secara umum stagnan.

KPR untuk investasi turun cukup signifikan. Selain itu, kredit kendaraan bermotor juga turun. Adanya kendaraan online membuat keinginan orang untuk memiliki mobil atau motor berkurang. Industri sawit yang dulu menggairahkan pekerjanya untuk beli kendaraan bermotor juga sedang melemah.

"Sekarang itu hilang, kredit motor juga turun, banyak NPL juga, jadi growthnya negatif, makanya konsumer kita cuma naik empat persen," kata dia.

BCA mencatat pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 10,4 persen menjadi Rp 683,1 triliun. Kontribusi CASA sebesar 75,2 persen dari total dana pihak ketiga. CASA tumbuh 7,6 persen YoY menjadi Rp 513,9 triliun ditopang oleh tingginya pertumbuhan jumlah transaksi, khususnya pada e-channels.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement