Sabtu 19 Oct 2019 01:27 WIB

Pendaftaran Sayembara Desain Ibu Kota Baru Diperpanjang

Semua pendaftar yang sudah terdata berasal dari hampir seluruh wilayah Indonesia

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolanda
Pindah Ibu Kota ke Kalimantan.
Foto: republika
Pindah Ibu Kota ke Kalimantan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memastikan pendaftaran sayembara gagasan desain ibu kota negara yang baru diperpanjang. Sebelumnya, pendaftaran sayembara hanya sampai hari ini (18/10).

"Kami masih buka (pendaftaran sayembara gagasan desain ibu kota negara) sampai 21 Oktober 2019," kata Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR Danis Hidayar Sumadilaga, Jumat (18/10).

Dia menjelaskan hingga saat ini yang mendaftar sayembara tersebut sudah mencapai 672 peserta. Menurut Danis, semua pendaftar yang sudah terdata berasal dari hampir seluruh wilayah Indonesia, bahkan juga dari luar negeri.

“Paling banyak ada dari DKI Jakarta. Ini sepertinya akan bertambah bisa sampai 700 perserta,” tutur Danis.

Meskipun terdapat pendaftar asing, Danis belum bisa memastikan data detail peserta tersebut berasal dari negara mana dan jumlahnya. Hanya saja menurut Danis, pendaftar asing diperkirakan ada 12 kelompok.

Danis memastikan nantinya pada hari terakhir pendaftaran dilakukan akan diberikan penjelasan langsung di lapangan. “Saya secara keseluruhan Kementerian PUPR sejak awal kami mau menjaring partisipasi masyarakat,” ujar Danis.

Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR Anita Firmanti menjelaskan sayembara tersebut bertujuan untuk mendapatkan gagasan terbaik dari masyarakat umum. Begitu juga dengan para ahli perancangan kota, ahli perencanaan kota, dan para arsitek.

Terlebih, Anita menuturkan Sayembara tersebut memiliki visi besar untuk menjadi katalis dalam peningkatan peradaban manusia Indonesia. Anita menjelaskan hal tersebut menjadi representasi kemajuan bangsa yang unggul yang akan menjadi contoh bagi pembangunan kota-kota di Indonesia ke depan.

“Jadi kota ini harus memiliki semua fasilitas terbaik di Asia Tenggara dari sisi pendidikan, kesehatan, teknologi, dan riset,” ujar Anita. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement