REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Mandiri Persero Tbk menyerap investasi masyarakat ke Obligasi Negara Ritel Indonesia seri ORI16 sebanyak Rp 87 miliar dalam kurun sepekan sejak 2 Oktober 2019 hingga Rabu ini (9/10). Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rohan Hafas mengatakan ORI16 masih mampu menarik minat investasi masyarakat meskipun menawarkan kupon sebesar 6,8 persen atau lebih rendah dari seri pendahulunya ORI15 yang berkupon 8,25 persen.
"Potensi penjualan ORI-016 diharapkan masih cukup baik karena adanya jatuh tempo ORI13 pd tgl 15 Oktober 2019, walaupun tidak akan sama sperti ORI15 yang kuponnya jauh lebih menarik," ujar dia saat dihubungi di Jakarta, Rabu (9/10).
Rohan mengatakan untuk mendukung penjualan ORI16 perseroan membidik segmen investor milenial yang telah bertransaksi dengan Mandiri saat membeli Surat Berharga Negara ritel dalam masa penawaran sebelumnya. Hal ini dulakukan melalaui pemasaran melalui distribusi di kantor-kantor cabang di seluruh Indonesia.
"Maka itu, hingga Rabu ini, penjualan mencapai Rp 87 miliar," ujar dia.
Sebelumnya, Pemerintah per 2 Oktober 2019 resmi menawarkan ORI16 dengan nilai penjualan minimum Rp 1 juta hingga maksimal Rp3 miliar. Tingkat bunga yang ditawarkan ORI016 memang lebih rendah dibandingkan ORI015 karena sejalan dengan penurunan suku bunga global dan bunga acuan Bank Indonesia.
ORI016 memiliki tenor atau jangka waktu tiga tahun dengan pembayaran bunga dilakukan setiap bulan. ORI016 merupakan ORI pertama yang yang diterbitkan secara daring melalui sistem e-SBN. Instrumen ini juga dapat dijual 100 persen di pasar sekunder sehingga lebih likuid dibanding instrumen investasi lain.
Saat ini, ORI dapat dibeli melalui 23 mitra distribusi yang telah ditunjuk oleh Kementerian Keuangan terdiri dari bank, sekuritas, hingga perusahaan finansial berbasis teknologi. Pemerintah menargetkan penjualan ORI016 bisa mencapai Rp 9 triliun.