Jumat 27 Sep 2019 08:54 WIB

Enggak Mau Manusia Punah Karena Meteor Bak Dinosaurus, NASA Ambil Langkah Ini!

NASA berencana meluncurkan teleskop ruang angkasa untuk memantau asteroid berbahaya.

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Enggak Mau Manusia Punah Karena Meteor Bak Dinosaurus, NASA Ambil Langkah Ini!. (FOTO: REUTERS/NASA/JPL-Caltech)
Enggak Mau Manusia Punah Karena Meteor Bak Dinosaurus, NASA Ambil Langkah Ini!. (FOTO: REUTERS/NASA/JPL-Caltech)

Warta Ekonomi.co.id, Surakarta

NASA akhirnya mengambil langkah serius untuk menghadapi ancaman besar yang mengancam kehidupan di Bumi. Lembaga itu berencana meluncurkan teleskop ruang angkasa untuk memantau asteroid berbahaya sebagai strategi pertahanan antariksa.

Teleskop itu akan menggunakan radiasi infra merah untuk mendeteksi suhu batu yang meluncur di angkasa. Untuk saat ini, administrator NASA menyebut teleskop itu sebagai Misi Pengawasan Objek Dekat Bumi (NEOSM).

"Ini adalah langkah yang bagus untuk melindungi nasib manusia, karena dinosaurus tentu tidak memiliki program survei asteroid untuk melindungi diri mereka sendiri," uajr Peneliti Asteroid dan Profesor Ilmi Planet MIT, Richard Binzel, dikutip dari Business Insider, Kamis (26/9/2019).

Baca Juga: Ngeri!! Blackhole Mulai Sedot Benda Angkasa di Sekitarnya, Pertanda Apa?

Misi baru NASA itu akan menelan biaya antara 500 juta dolar AS dan 600 juta dolar AS. Rencananya, teleskop itu akan meluncur pada awal 2025, walaupun itu bukan jadwal resminya.

Direktur Divisi Planet Sains NASA, Lori Glaze menyampaikan, “kami akhirnya bias mengatakan, kami siap bergerak maju. (Asteroid) merupakan masalah besar kami pada titik ini.”

Pertahanan Planet itu Diperlukan

Setiap baruan ruang angkasa dengan orbit dalam jarak 125 juta mil (200 juta kilometer) matahari dianggap sebagai NEO (objek dekat Bumi). Sejauh ini, peneliti telah menemukan sekitar 15.500 benda yang masuk ke dalam kategori tersebut.

Pemantauan NEO bertujuan menghindari peristiwa yang membuat dinosaurus punah pada 65 juta tahun lalu, ketika asteroid sepanjang 6 mil menghantam permukaan bumi. Peristiwa itu menimbulkan tsunami setinggi satu mil, memicu kebakaran hutan, dan melepaskan miliaran ton belerang ke atmosfer.

Namun, sejauh ini, para ilmuwan telah melewatkan banyak asteroid besar berbahaya yang mendekati Bumi. Pada 2013, meteor berdiameter 20 meter melaju dengan kecepatan 40 ribu meter per jam memasuki atmosfer dan meledak di Chelyabinsk di Rusia Tengah. Ledakan itu mengakibatkan gelombang kejut, menghancurkan jendela, merusak bangunan di area itu, dan melukai lebih dari 1.400 orang.

Menurut pemodelan NASA, peristiwa seperti meteor Chelyabinsk terjadi setiap 60 tahun. Pada hari yang sama, asteroid lain yang lebih besar datang dalam jarak 17.000 mil dari Bumi.

NASA berharap dapat mengatasi masalah seperti itu dengan teleskop NEOSM. Lembaga AS itu belum merilis rencana desain atau jadwal resmi untuk proyek tersebut, tetapi akan menggunakan rencana sebelumnya untuk misi serupa, yang disebut NEOCam. Teleskop NEOCam akan mengorbit Bumi dan memindai langit untuk memantau NEO yang lebih besar dari 140 meter (460 kaki).

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement