Selasa 24 Sep 2019 20:03 WIB

Mengenal Lebih Dekat PLTU Suralaya

PLTU Suralaya menyumbang 17 persen dari energi listrik kebutuhan Jawa-Madura-Bali.

PLTU Suralaya.
Foto: PLN
PLTU Suralaya.

REPUBLIKA.CO.ID, CILEGON -- PT Indonesia Power Unit Pembangkitan Suralaya adalah salah satu Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang dimiliki oleh PT Indonesia Power (IP), yang merupakan anak perusahaan dari  PT PLN (Persero). Unit Pembangkitan Suralaya pertama kali dibangun pada tahun 1984 dengan 2 (dua) Unit Pembangkit dan terus di tingkatkan hingga menjadi 7 (tujuh) Unit Pembangkit dengan total kapasitas terpasang 3.440 MW.

PLTU yang merupakan PLTU terbesar di Indonesia ini memproduksi sekitar 50 persen dari total produksi PT Indonesia Power dan menyumbang 17 persen dari energi listrik kebutuhan Jawa-Madura-Bali. Sebagai PLTU penyumbang terbesar kebutuhan energi listrik Jawa-Madura-Bali, Unit Pembangkitan Suralaya juga tidak mengesampingkan aspek pencapaian kinerjanya.

Terbukti hingga agustus 2019, Unit Pembangkitan Suralaya telah menunjukan kinerja baik. Hal ini dibuktikan dengan pencapaian EAF (Equivalent Availability Factor) dan EFOR (Equivalent Force Outage Rate) sampai dengan Agustus

2019 berada di angka 90,16 dan 1,08.

Selain itu Unit Pembangkitan Suralaya juga telah memenangkan berbagai penghargaan dalam bidang inovasi, K3L & Lingkungan dan CSR di tingkat regional, nasional maupun internasional salah satunya adalah ASEAN COAL AWARD 2019 yang baru-baru diterimanya di tahun 2019. Sistem tata kelola yang baik dan selalu mengedepankan dan memperhatikan aspek keselamatan dan Lingkungan sebagai salah satu kunci prestasi PLTU Suralaya.

Sebagai bagian dari tata kelola perusahaan yang baik PT Indonesia Power Unit Pembangkitan Suralaya melakukan Program Tanggung Jawab Sosial atau lebih sering dikenal dengan Program CSR (Corporate Social Responsibility). Di antaranya mendirikan Eco Park Suralaya.

Dalam pembangunannya proyek ini menggunakan produk mitra binaan paving blok yang memanfaatkan fly ash & bottom ash (FABA) sebagai bahan bakunya. Dalam fungsinya, Eco Park Suralaya ini juga menjadi tempat rekreasi serta mata tempat pencaharian baru bagi masyarakat sekitar dan mitra binaan dengan macam-macam produknya.

photo
PLTU Suralaya. (Humas PLN)

Selain itu Unit Pembangkitan Suralaya juga melakukan program penanaman 1.000 (seribu) pohon dalam periode hingga 2021 untuk mengurangi emisi CO2. Unit Pembangkitan yang sejak tahun 2014 s/d 2018 mendapatkan Proper Hijau dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia ini selalu melakukan berbagai kegiatan efisiensi energi dan program lingkungan.

Hal ini dilakukan untuk menjaga keberlangsungan Unit secara terus menerus. Bentuk kegiatan efisiensi penghematan energi yang telah dilakukan dari tahun 2014 hingga Juni 2018 telah mencapai 6.567.415 GJ dan 4.875.669 ton emisi CO2 yang telah berkurang dari program ini.

Ada beberapa program dan kegiatan yang mendukung keberlanjutan efisiensi pembangkit listrik Suralaya, antara lain; Life Cycle Management, Coal Handling Management System dan Accelerates Competencies Development for Human Resources yang telah ditingkatkan Unit Pembangkitan Suralaya.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement