Senin 09 Sep 2019 09:00 WIB

PUPR Siapkan Konsep Kembangkan Area Istirahat Jalan Tol

Area istirahat dapat menjadi destinasi wisata dan kawasan transit antarmoda.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolanda
Para pemudik yang sedang melakukan arus balik, tampak beristirahat dan menikmati suasana pagi di rest area 487 B, Boyolali di ruas tol Semarang- Solo, Jumat (7/6). Rest area fungsional ini memiliki daya tarik pemandangan gunung Merapi yang tampak menjulang.
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Para pemudik yang sedang melakukan arus balik, tampak beristirahat dan menikmati suasana pagi di rest area 487 B, Boyolali di ruas tol Semarang- Solo, Jumat (7/6). Rest area fungsional ini memiliki daya tarik pemandangan gunung Merapi yang tampak menjulang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berencana untuk mengembangkan fungsi tempat istirahat di jalan tol. Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR Danang Parikesit mengatakan saat ini sudah disiapkan konsep untuk pengembangan tersebut. 

Konsep pertama yakni tempat istirahat di jalan tol dapat menjadi destinasi wisata. "Kehadiran rest area dengan konsep ini untuk ruas tol yang memiliki pemandangan indah," kata Danang dalam pernyatana tertulis, Ahad (8/9). 

Baca Juga

Untuk konsep tersebut, Danang mengatakan kebutuhan lahannya tentu lebih dari enam hektare. Dia memastikan saat ini Kementerian PUPR sudah menerima permintaan dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yakni dari tol di Ambarawa ditambahkan akses menuju destinasi Rawa Pening. 

Kosep kedua yaitu tempat istirahat yang juga menjadi kawasan transit antarmoda. "Konsep ini untuk mendukung kebutuhan bus-bus Trans Jawa bisa menurunkan penumpang di tempat istirahat dan kemudian penumpang akan melanjutkan perjalanan dengan kendaraan lain yang akan mendistribusikan ke tujuan sekitar," ungkap Danang. 

Dia menambahkan, beberapa waktu lalu muncul usulan agar ada terminal di ruas jalan tol. Namun, lanjut Danang, Kementerian PUPR tidak bisa mengakomodir usulan tersebut karena hanya bisa sebagai transit antarmoda.

"Misalnya kemarin diluncurkan bus Trans Jawa tujuan Jakarta-Probolinggo. Penumpang dengan tujuan tidak sampai Probolinggo bisa turun di tempat istirahat ini dan melanjutkan perjalanan dengan moda transportasi lain,” jelas Danang. 

Konsep ketiga yaitu tempat istirahat sebagai logistik hub. Danang mengatakan saat ini investor banyak membangun kawasan pergudangan disepanjang jalan nasional dan berminat untuk mengembangkan kawasan pergudangan yang terkoneksi jalan tol sebagaimana yang telah dilakukan negara maju seperti Amerika Serikat dan Jerman. 

“Terakhir kita akan kembangkan jalan tol yang terintegrasi dengan kawasan industri yang akan memberikan bangkitan ekonomi yang lebih besar," ungkap Danang. 

Dia menegaskan Kementerian PUPR menerima usulan dari PT Hutama Karya (Persero) yang membangun jalan tol Trans Sumatra. Usulan tersebut agar investasi jalan tol satu paket dengan pengembangan kawasan-kawasan sekitar. 

Menurut Danang, untuk mematangkan keempat konsep tersebut dibutuhkan koordinasi dengan seluruh pihak terkait. Sehingga, lanjut Danang, konsep yang diterapkan benar-benar memiliki dampak perekonomian bagi masyarakat sekitar jalan tol. 

"BPJT telah berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan untuk menerima masukan terkait tempat istirahat hub logistik dan transit antar moda, Kementerian Pariwisata juga berkoordinasi soal tempat istirahat destinasi, dan Kementerian Perindustrian terkait rest area kawasan industri," ungkap Danang. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement