Rabu 21 Aug 2019 18:56 WIB

Industri Edutech, Solusi Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia

Mengembangkan kualitas manusia Indonesia dengan bantuan teknologi menjadi utama.

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
.
.

Warta Ekonomi.co.id, Jakarta

Sabda Putra Subekti, Co-Founder dan CEO Zenius Education, memenuhi undangan Presiden Joko Widodo ke Istana Negara. Sabda tergabung dalam rombongan Inovator 4.0 yang dipimpin oleh Budiman Sudjatmiko untuk menyampaikan gagasannya mengenai potensi percepatan pembangunan SDM melalui pendidikan daring berbasis teknologi atau edutech.

Pertemuan tertutup tersebut membahas rencana pemerintah dalam membangun SDM Indonesia lima tahun ke depan. Menurut Sabda, pemerintah sangat terbuka dan memberikan dukungan yang positif terhadap gerakan-gerakan inovatif dan industri kreatif untuk mengembangkan kualitas manusia Indonesia dengan bantuan teknologi.

"Pak Jokowi sangat antusias menanggapi perkembangan industri edutech. Beliau menyatakan komitmennya untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, salah satunya melalui pendidikan berbasis teknologi, dan kami mengapresiasi hal tersebut. Dengan bantuan teknologi, peningkatan kualitas manusia dapat dipercepat 10 hingga 20 kali lipat dengan cara yang efisien," jelas Sabda belum lama ini.

Baca Juga: Softbank Mau 'Nyuntik' Startup Edutech dan Agritech Indonesia

Dengan dukungan dan bantuan dari pemerintah, Sabda yakin upaya industri edutech untuk memberikan dampak sosial yang positif di masa depan dapat berjalan lebih efektif. Hal ini senada dengan yang disampaikannya ketika menjadi narasumber di Edtech Asia Summit di Singapura pada awal Agustus lalu.

Di acara tersebut, Sabda yang juga Ketua Indonesia Education Technology Association (Ineta) bersama Amanda Witdarmono, Chief of Education Initiatives Zenius Education, menyatakan bahwa platform digital memudahkan akses perolehan dan peningkatan kemampuan pelajar dan orang dewasa, serta memperbanyak pelatihan kejuruan berbasis industri yang bisa disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan yang spesifik.

Sabda mengungkapkan, tantangan terhadap pendidikan Indonesia saat ini adalah rendahnya kemampuan literasi dan numerik yang tercermin dari skor PISA dan PIAAC dibandingkan dengan negara-negara lain. Kondisi tersebut dianggap ironis, karena setelah Indonesia mampu mengembangkan ekonominya hingga menjadi bagian dari G20, kualitas pendidikannya masih tertinggal amat jauh dibandingkan negara-negara berkembang sekalipun.

Baca Juga: Siap-siap, Platform Edutech Asal AS Ini Akan Hadir di Indonesia!

Di sisi lain, menurut Sabda, kualitas pendidikan yang ideal dihasilkan bukan saja berfokus pada kemampuan kognitif para peserta didik yang berfokus pada penalaran dan pemikiran saintifik, namun juga peningkatan dalam aspek lainnya, seperti empati, afeksi, dan toleransi.

"Dengan demikian, Indonesia tetap menjalani mandat dari para bapak bangsa bahwa pendidikan itu tidak hanya mempertajam wawasan, tetapi juga memperhalus perasaan," ujarnya.

"Penting sekali bagi setiap pelaku industri pendidikan untuk tidak hanya mengutamakan akses, namun juga memerhatikan konten edukasi yang dikembangkan. Pada dasarnya, education technology itu dimulai dengan pendidikannya, baru teknologinya," tegas Sabda.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement