Jumat 16 Aug 2019 15:53 WIB

Milenial Diimbau Terjun ke Pertanian dan Gunakan Teknologi

Mereka harus menguasai seluruh inovasi teknologi pertanian.

Red: EH Ismail
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Prof Dedi Nursyamsi di depan petani millenial mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Gowa di Kampus Bone.
Foto: Humas Kementan
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Prof Dedi Nursyamsi di depan petani millenial mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Gowa di Kampus Bone.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perubahan teknologi harus dimanfaatkan petani milenial untuk berinovasi dan berkreasi meningkatkan kualitas pertanian. Tak terkecuali pemanfaatan teknologi industry 4.0. yang mengedepankan digitalisasi dan teknologi. Petani masa kini harus memanfaatkan itu agar produktivitas semakin meningkat.

"Pertanian tradisional itu untuk Kolotnial bukan Milenial," canda Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Prof Dedi Nursyamsi di depan petani millenial mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Gowa di Kampus Bone, Jumat (16/8).

Pertanian modern dengan smart automatization, big data, Artificial Intelligence, dan menguasai Information Communication Technology (ICT) itu ranah Petani Millenial yang siap menghadapi pertanian modern 4.0. “Semua tergantung Anda semua yang ada didepan saya," tuturnya.

Karenanya, Petani milenial harus bisa memanfaatkan industri 4.0 untuk kepentingan pertanian peternakan Indonesia. Mereka harus menguasai seluruh inovasi teknologi pertanian.

"Kalian semua harus melek teknologi, mampu memelihara dan menghasilkan teknologi-teknologi yang baru lagi yang lebih efisien lebih produktif," ujar Prof Dedi yang terus mengingatkan pentingnya petani millennial untuk memanfaatkan industry 4.0.

Hal tersebut dirasa penting, mengingat Kabupaten Bone yang menjadi bagian dari Polbangtan Gowa adalah center of excellence pertanian dan peternakan di wilayah timur, tidak hanya di Sulsel tapi juga Sultra Sulbar dan Sulut. "Menteri Pertanian kita bapak Amran Sulaiman dari Bone, ada Bapak Muhammad Yusuf mantan Menhankam itu dari Bone. Ada pak Jusuf Kalla dan saya yakin nanti ada dari anda di depan saya saat ini. Putra putri Bone, Sulsel yang akan jadi tokoh nasional dan juga internasional," tukas Prof Dedi.

Lebih lanjut, Prof Dedi menuturkan petani, peternak, nelayan, penyuluh praktisi pertanian adalah insan pertanian. Kebanggaan untuk menjadi insan pertanian juga harus terpatri di dalam jiwa karena memiliki tugas yang mulia yaitu menyediakan pangan.  "Tugas yang sangat terpuji mulia. Bukan hanya untuk manusia saja tapi untuk makhluk hidup lain," jelasnya.

Karenanya, tugas mulia ini membutuhkan peranan generasi milenial, tak terkecuali mahasiswa-mahasiswi Polbangtan Gowa. Bahkan Prof Dedi mengajak generasi muda untuk menjadi kaya raya menjadi petani dengan jiwa wirausaha profesional. “BPPSDMP Kementan hadir dan Saya hadir disini adalah untuk mengajak memotivasi kawula muda milenial untuk bersemangat membangun pertanian kedepan. Kuncinya semua orang harus menyadari pembangunan penyediaan pangan adalah usaha yang sangat mulia penting dan strategis," tuturnya.

Menutup Kuliah umum “Peran Pertanian Dalam Mendukung Program Kementerian Pertanian” di kampus Bone, Polbangtan Gowa, Prof Dedi Nursyamsi dan para millenial Polbangtan memekikkan semangat "Milleniall, Siap! Pertanian, Jaya! "

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement