REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan, realisasi ekspor completely built unit (CBU) atau produk mobil jadi mencapai 136 ribu unit. Pemerintah menargetkan, eskpor mobil ke negara mitra dagang terus meningkat hingga akhir tahun.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kemenperin, Harjanto, mengatakan, pemerintah menargetkan ekspor produk mobil dari Indonesia bisa tembus 400 ribu unit di penghujung tahun. Sektor otomotif, kata dia, merupakan sektor industri yang masih memiliki pangsa pasar besar untuk melakukan ekspor.
"Tahun 2019 ini ekspor CBU ditargetkan mencapai 400 ribu unit dan diharapkan terus meningkat setiap tahun sehingga tahun 2025 industri otomotif nasional dapat ekspor sebanyak 1 juta unit," kata Harjanto di Kementerian Perindustrian, Selasa (13/8).
Sementara ini, lanjut Harjanto, ekspor produk mobil jadi dilakukan ke lebih dari 80 negara di dunia. Lima negara yang menjadi pangsa pasar terbesar yakni Filipina, Arab Saudi, Jepang, Meksiko, dan Vietnam. Ke depan, untuk lebih meningkatkan ekspor, pengembangan industri otomotif harus sejalan dengan industri komponen dalam negeri.
Industri komponen menjadi sektor andalan dalam otomotif dan menjadi bagian dari rantai pasok yang menentukan. Secara nasional ini terdapat sekitaar 1.500 perusahaan komponen otomotif yang terbagi dalam tier 1, tier 2, dan tier 3 yang tersebar di seluruh Indonesia.
"Kita berharap otomotif ini menjadi industri primadona ekspor dan saat ini sudah banyak ekspor dan membangun rantai pasok," kata Harjanto.
Adapun untuk produksi mobil oleh produsen dalam negeri sepanjang semester I 2019 telah mencapai 591 unit atau sekitar 50 persen dari rata-rata produksi tahunan sebanyak 1,2 juta unit. Dari jumlah produksi tersebut, ia menuturkan sebanyak 481 ribu unit telah dijual ke pasar domestik.