Jumat 09 Aug 2019 17:35 WIB

Program Petani Milenial Dorong Regenerasi Petani

Masalah regenerasi petani akan menjadi permasalahan krusial ke depan.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
 Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan YOMA) menyelenggarakan Rapat Koordinasi di Kecamatan Karanganyar, Kebumen.
Foto: Dokumen.
Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan YOMA) menyelenggarakan Rapat Koordinasi di Kecamatan Karanganyar, Kebumen.

REPUBLIKA.CO.ID, KEBUMEN -- Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, telah meluncurkan Penumbuhan dan Penguatan Petani Millenial 2019. Program ini melibatkan satu juta petani millenial yang tergabung dalam empat puluh ribu kelompok petani di seluruh di Indonesia.

Di Kebumen, Jawa Tengah, Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan Yoma) ditunjuk sebagai penanggung jawab. Untuk itu digelar Rapat Koordinasi, Kamis (8/8) kemarin, guna menyukseskan program ini di Kebumen.

Direktur Polbangtan Yoma, Rajiman mengatakan, program ini bertujuan untuk mendorong regenerasi petani. Yaitu, dengan cara menumbuhkan wirausahawan muda di bidang pertanian.

Dengan begitu, akan membuka lapangan kerja khususnya di masyarakat perdesaan. Sehingga diharapkan dapat menekan kemiskinan dan urbanisasi.

"Sesuai dengan arahan Bapak Menteri Pertanian RI bahwa penumbuhan dan pengembangan petani muda millenial berorientasi eksport sebanyak satu juta orang," kata Rajiman.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kebumen, Tri Haryono mengatakan, masalah regenerasi petani akan menjadi permasalahan krusial ke depan. Hal ini, mengindikasikan generasi muda kurang tertarik menjadi petani.

Selain itu, lanjutnya, juga terjadi kelemahan regenerasi di sektor pertanian. Untuk itu, program ini, dapat mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut.

"Kami mengapresiasi program Kementerian Pertanian dan siap mendukung pelaksanaan program ini di wilayah Kebumen," jelas Tri.

Implementasi Program Petani Millenial ini akan menyasar pada petani yang tergolong ke dalam usia millenial yakni 19 hingga 39 tahun. Namun, petani yang tidak berada dalam range umur tersebut tetapi berjiwa millenial, tanggap teknologi digital, tanggap alsintan dan mempunyai lahan juga akan disasar.

Wakil Direktur Satu Polbangtan Yoma mengatakan, peserta terpilih nantinya akan mengikuti serangkaian kegiatan seperti bimbingan teknis (bimtek) pengembangan usaha. Melalui bimtek tersebut, peserta akan diberikan pembekalan usaha yang akan didampingi dalam pengembangan usaha di kecamatan masing-masing.

Pengembangan usaha ini akan dibagi dalam zona kawasan jenis komoditas pertanian, yakni tanaman pangan dan hortikultura. Diharapkan, peserta dapat membentuk kelompok usaha petani millenial yang tidak hanya lingkup desa saja tapi mencakup usaha pertanian lintas kecamatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement