REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menyebut masyarakat Indonesia masih belum menempatkan dananya untuk berinvestasi. Padahal pilihan investasi beragam secara bentuk konvesional dan non konvesional.
Direktur Bisnis dan Jaringan Bank Mandiri Hery Gunardi mengatakan salah satu investasi yang mudah dilakukan adalah bentuk reksa dana. Sebab, investasi ini lebih menguntungkan untuk jangka panjang.
“Indonesia mirip dengan Thailan lima tahun lalu. Orang Indonesia yang melek pasar modal tidak banyak. Padahal reksa dana mudah, nasabah hanya perlu memilih manajemen yang baik utnuk investasi,” ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Selasa (6/8).
Menurutnya investasi reksa dana tidak perlu mengeluarkan dana secara besar. Bahkan, investasi ini bisa dimulai dengan biaya Rp 100 ribu hingga Rp 500 ribu.
“Investasi reksa dana tida perlu besar. Jadi saya katakan misal Anda usia 22 tahun beli reksa dana pasar uang, saham misal Rp 500 ribu setiap bulan nanti hasilnya Rp 10 miliar dalam kurun waktu 50 tahun lagi. Nah, carilah manajer investasi yang bagus,” ungkapnya.
Hery menyebut pemahaman-pemahaman mengenai investasi ini perlu dilakukan ke nasabah. Bank Mandiri telah melakukannya melalui Mandiri Prioritas dan Mandiri Private.
Mandiri Prioritas dan Mandiri Private merupakan layanan Wealth Management Bank Mandiri untuk memenuhi kebutuhan investasi serta finansial nasabah utama perorangan Bank Mandiri.
Bank Mandiri juga meluncurkan kartu kredit untuk nasabah prioritas. Nantinya nasabah ini mendapat berbagai layanan sesuai kebutuhan dan lifestyle-nya meliputi layanan perjalanan, layanan belanja dan kesehatan.
SVP Wealth Management Bank Mandiri Elina Wirjakusuma mengatakan nasabah prioritas, keuntungan pemakaiannya pun akan disesuaikan pada kebutuhan nasabah tersebut.
"Kartu kredit Mandiri Prioritas kami buat khusus untuk nasabah Mandiri Prioritas yang sudah bergabung dengan Mandiri Prioritas, sehingga manfaat disesuaikan dengan kebutuhan nasabah Mandiri Prioritas,” ucapnya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika