REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Gubernur Jakarta Pramono Anung meminta manajemen PT Pembangunan Jaya Ancol untuk melakukan rebranding atau memperbarui identitas objek wisata Ancol di Jakarta Utara. Langkah ini diperlukan guna meningkatkan kunjungan wisatawan yang belakangan dinilai menurun.
Pramono mengaku sempat menanyakan kepada anak dan menantunya mengenai terakhir kali mereka berkunjung ke Ancol. Jawaban yang ia terima cukup mengejutkan. “Kebetulan saya pergi dengan anak saya dan menantu saya, saya tanya sama mereka, ‘Kapan kamu ke Ancol terakhir kali?’ Jawabannya, waktu SMA,” kata dia saat meresmikan rute Transjakarta Blok M–Ancol, Sabtu (26/7/2025).
Menurut Pramono, jawaban tersebut mencerminkan daya tarik Ancol saat ini sudah tidak relevan bagi generasi muda. Karena itu, ia mendorong manajemen Ancol untuk berbenah agar kawasan wisata tersebut tampil lebih segar dan kekinian.
“Jadi kebayang, dan saya akan meminta manajemen Ancol untuk merebranding wajah Ancol agar lebih kekinian. Jangan kayak orang tua lah,” ujarnya.
Ia menambahkan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta juga terus berupaya mendorong peningkatan kunjungan ke Ancol. Salah satu langkahnya adalah dengan membuka akses transportasi yang lebih mudah, seperti rute Transjakarta Blok M–Ancol. “Kenapa ini dilakukan? Supaya pengunjung Ancol naik,” kata dia.

Ke depan, Pramono menyebut, MRT Jakarta juga akan terhubung langsung ke kawasan Ancol. Hal ini akan menambah pilihan transportasi bagi wisatawan yang ingin berkunjung.
Selain itu, ia juga berencana menghubungkan kawasan Ancol dengan Jakarta International Stadium (JIS). Ia yakin konektivitas ini akan berdampak positif terhadap jumlah kunjungan.
“Targetnya begini, kalau JIS bisa dihubungkan dengan Ancol, konser-konser mulai boleh digelar, dan juga Persija akan menjadi homebase sepenuhnya. Dengan begitu, wajah Ancol akan semakin berubah,” katanya.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk, Winarto, dalam rapat kerja pembahasan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) penggunaan APBD Tahun 2024 dengan Komisi B DPRD, Kamis (10/4/2025), menyampaikan bahwa jumlah pengunjung Ancol pada 2024 sebanyak 10 juta orang. Angka ini turun dibandingkan tahun 2023 yang mencapai 11 juta pengunjung.
“Pengunjung tahun 2024 dibanding 2023 menurun. Salah satu penyebabnya adalah larangan study tour yang masih berlaku hingga saat ini,” kata dia.
Selain larangan karyawisata, penurunan jumlah pengunjung juga dipengaruhi oleh cuti bersama yang panjang. Menurut Winarto, cuti bersama lebih dari dua hari memungkinkan masyarakat untuk berlibur ke luar kota, seperti Bandung, Jawa Barat.
Ia juga menyebutkan bahwa menurunnya daya beli masyarakat turut berdampak pada jumlah kunjungan ke Ancol. Beberapa perusahaan klien Ancol bahkan terpaksa tutup, sehingga tidak lagi memberangkatkan karyawannya untuk berekreasi ke sana.
“Kami hitung dari data perusahaan yang tutup. Ada pelanggan kami yang tidak mampu lagi membawa karyawan untuk rekreasi ke Ancol. Itu juga berpengaruh. Grup itu kontribusinya 20 persen,” ujar Winarto.
