REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – PT Sarana Multigirya Finansial (Persero) atau SMF dengan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) melakukan penandatanganan kerja sama terkait Pelaksanaan Dukungan Pembiayaan Pondok Wisata atau homestay di 10 Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP). Kerja sama ini menindaklanjuti nota kesepahaman antara Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata, Kementerian Pariwisata dengan SMF pada tanggal 27 September 2018.
Penandatanganan tersebut dilakukan langsung oleh Asisten Deputi Investasi Pariwisata, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata, Kementerian Pariwisata, Henky Manurung dan Direktur Manajemen Risiko dan Operasional SMF, Trisnadi Yulrisman, pada Rabu (9/7) di Kantor Kementerian Pariwisata, Jakarta.
Perjanjian kerja sama tersebut melingkupi 5 hal yaitu, pertama, fasilitas dan koordinasi terkait dengan kebijakan yang dibutuhkan oleh kedua belah pihak dalam melaksanakan pembiayaan pembangunan pondok wisata (homestay) di 10 Destinasi Pariwisata Prioritas. Kedua, pertukaran data dan informasi yang dibutuhkan, ketiga, pembiayaan homestay di 10 DPP meliputi antara lain pendanaan dan pemberdayaan lembaga penyalur.
Keempat, pelaksanaan regulasi, profiling, promosi dan advokasi investasi di 10 DPP, dan kelima, monitoring dan evaluasi dalam rangka pertumbuhan pembangunan Homestay. Adapun 10 DPP tersebut yakni, Danau Toba, Tanjung Kelayang, Kepulauan Seribu, Tanjung Lesung, Candi Borobudur, Bromo Tengger Semeru, Morotai, Wakatobi, Labuan Bajo dan Mandalika (Lombok).
SMF dalam kerjasama ini berperan sebagai pemberi pembiayaan homestay kepada Masyarakat di Desa/Lokasi Wisata melalui Lembaga Penyalur dan pemberdayaan Lembaga Penyalur pada area DPP. Melengkapi peran tersebut, SMF berkoordinasi dengan Kemenpar, melakukan pendampingan kepada Lembaga Penyalur dalam rangka capacity building dan peningkatan peran serta masyarakat setempat.
Asisten Deputi Investasi Pariwisata, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata, Kementerian Pariwisata, Henky Manurung mengatakan, program ini selaras dengan amanat Presiden Republik Indonesia yang mengharapkan bahwa pariwisata Indonesia dapat terus diperkuat dan dikembangkan menjadi sektor strategis dan pilar pembangunan perekonomian nasional.
"Selain itu, pariwisata Indonesia juga diharapkan dapat mencapai target kunjungan wisatawan mancanegara sebesar 20 juta dan pergerakan wisatawan nusantara sebesar 275 juta perjalanan pada tahun 2019 ini," kata Henky Manurung.
Direktur Manajemen Risiko dan Operasional SMF, Trisnadi Yulrisman, mengatakan bahwa program pembiayaan homestay diharapkan dapat memberi kemudahan bagi masyarakat untuk membangun/memperbaiki kamar rumah yang akan disewakan kepada wisatawan sehingga dapat mendatangkan penghasilan bagi pemilik, tercipta lapangan kerja sekaligus meningkatkan sektor pariwisata di wilayah homestay.
Pembiayaan homestay ini, kata Trisnadi, adalah bagian dari komitmen SMF membantu program Pemerintah mengembangkan destinasi wisata nasional. "SMF berharap masyarakat dapat memanfaatkan pembiayaan homestay ini untuk membangun/memperbaiki kamar rumah yang akan disewakan kepada wisatawan sehingga dapat mendatangkan penghasilan bagi pemilik dan menciptakan lapangan kerja,” kata Trisnadi Yulrisman.
Sebelumnya pada 11 Februari 2019, sebagai langkah awal SMF telah melakukan penyaluran pembiayaan homestay bekerja sama dengan BUMDes di dua destinasi wisata yakni Desa Wisata Samiran, Kecamatan Selo, Boyolali, Jawa Tengah dan Desa Wisata Nglanggeran, Kecamatan Pathuk, Gunung Kidul, Yogyakarta.
Kedua desa wisata yang dipilih tersebut merupakan desa wisata yang terletak di salah satu dari 10 destinasi wisata prioritas Indonesia.