Rabu 23 Mar 2022 17:17 WIB

Laba SMF Turun 2,1 Persen, Realisasi 2021 Capai Rp 450 Miliar

Realisasi laba SMF 2021 lebih rendah 2,1 persen namun penyaluran pinjaman meningkat

Rep: Novita Intan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Logo SMF. PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) mencatatkan laba sebesar Rp 450 miliar pada 2021. Adapun realisasi ini lebih rendah 2,1 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 470 miliar.
Foto: Sekper SMF
Logo SMF. PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) mencatatkan laba sebesar Rp 450 miliar pada 2021. Adapun realisasi ini lebih rendah 2,1 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 470 miliar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) mencatatkan laba sebesar Rp 450 miliar pada 2021. Adapun realisasi ini lebih rendah 2,1 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 470 miliar.

Direktur Utama Sarana Multigriya Finansial Ananta Wiyogo mengatakan penurunan laba sejalan pendapatan perseroan yang juga merosot. Tercatat pada 2021 pendapatan sebesar Rp 2,12 triliun atau turun 9,56 persen dibandingkan posisi 2020 sebesar Rp 2,34 triliun.

"Ini sedikit menurun, tetapi masih meningkat jika dibandingkan 2019 sebesar Rp 1,86 triliun. Kinerja keuangan 2021, impact Covid baru kerasa kepada SMF pembiayaan sekunder, impact dari pembiayaan primer," ujarnya saat konferensi pers virtual, Rabu (23/3/2022).

Namun penyaluran pinjaman mengalami peningkatan dari Rp 6,42 triliun pada 2020, menjadi Rp 8,82 triliun pada 2021. “Realisasi penyaluran pinjaman 2021 masih lebih rendah dari realisasi sebelum Covid-19 merebak senilai Rp 12,42 triliun pada 2019. Penyaluran pinjaman juga dibanding 2020 naiknya sedikit," ucapnya.

Sementara itu, pendanaan yang meliputi penerbitan surat utang dan pinjaman lainnya masih mengalami penurunan pada 2021. Tercatat realisasi pendanaan sebesar Rp 7,6 triliun pada 2021 atau lebih rendah dari tahun 2020 sebesar Rp 8,4 triliun.

Dengan realisasi-realisasi tersebut, sampai dengan akhir 2021 total aset mengalami kenaikan sebesar 3,75 persen secara tahunan dari Rp 32,5 triliun pada 2020 menjadi Rp 33,72 triliun.

Kemudian, total ekuitas juga meningkat sebesar 22,68 persen dari Rp 11,42 triliun menjadi Rp 14,02 triliun. "Peningkatan terjadi utamanya karena suntikan penyertaan modal negara (PMN)," ujar Ananta.

Sebaliknya, total liabilitas dan dana syirkah temporer perseroan menurun 6,51 persen dari Rp 21,07 triliun menjadi Rp 19,71 triliun. Begitu pula dengan total beban, pajak, dan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) menurun 11,42 persen dari Rp 1,87 triliun menjadi Rp 1,66 triliun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement