Selasa 16 Jul 2019 13:42 WIB

SMF-HUG Korea Kerja Sama Penjaminan Perumahan Murah

SMF dan HUG memiliki lini bisnis yang mirip

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
PT. Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF menandatangani kerja sama dengan Korean Housing and Urban Guarantee Corporation (HUG) di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (16/7).
Foto: Republika/Lida Puspaningtyas
PT. Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF menandatangani kerja sama dengan Korean Housing and Urban Guarantee Corporation (HUG) di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (16/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF menandatangani kerja sama dengan Korean Housing and Urban Guarantee Corporation (HUG) terkait pertukaran informasi bisnis kedua pihak. SMF dan HUG memiliki lini bisnis yang mirip sehingga memungkinkan untuk pertukaran pengalaman.

Direktur Utama SMF, Ananta Wiyogo menyampaikan SMF ingin belajar dari HUG terkait keberhasilannya mengoptimalkan penyediaan kebutuhan perumahan di Korea. HUG adalah satu-satunya lembaga di Korea yang bertanggung jawab atas kebijakan perumahan, termasuk penjaminan dan sistem pembiayaan perumahan.

Baca Juga

"Kita ingin melihat kemungkinan metode bisnis HUG diterapkan di Indonesia, terutama di bidang penjaminan karena belum ada di Indonesia," kata dia saat penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (16/7).

Ananta dalam sambutannya mengatakan bahwa kerja sama ini merupakan sinergi nyata dari kedua pihak dalam rangka pengembangan industri perumahan, khususnya rumah yang diperuntukan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). MoU menjadi langkah awal dan dasar dalam melakukan kerjasama, penelitian, berbagi informasi, berbagi pengetahuan, yang berkaitan erat dengan pembiayaan perumahan.

Presiden HUG, Lee Chae-Kwang juga menekankan SMF dan HUG memiliki kesamaan fungsi atau peran dalam mendukung pengembangan industri perumahan. Menurutnya, kerja sama ini akan berlangsung selama satu tahun, dan melingkupi lima hal.

Yakni, pertukaran bahan materi atau dokumen dan Informasi mengenai kebijakan perumahan, berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam kaitannya dengan pengoperasian sistem Jaminan. Selain itu, menemukan kebijakan dan peluang baru terkait bisnis penjaminan, pertukaran informasi terkait pasar perumahan, pembinaan sumber daya manusia dan penegakan kemitraan bersama.

Dalam kesempatan tersebut, Ananta menyampaikan bahwa backlog atau selisih kebutuhan dan ketersediaan perumahan di Indonesia masih sangat tinggi. Jumlah tersebut di prediksi masih akan bertambah seiring dengan pertumbuhan penduduk Indonesia yang akan mencapai 305,65 juta pada tahun 2035 serta meningkatnya urbanisasi.

Pemerintah sendiri dalam rencana jangka menengah panjangnya telah menargetkan untuk menurunkan backlog sebesar lima juta pada tahun 2019 ini. Terkait hal itu, Ananta menuturkan bahwa HUG yang menjalani bisnis utamanya yakni guarantee atau penjaminan dan pengelolaan dana perumahan dan permukiman (NHUF), telah berhasil membantu lebih dari 12 juta rumah tangga dalam hal kepemilikan rumah melalui skema tersebut

Nilai penjaminannya bahkan mencapai 1.183 triliun won Korea. Ananta mengatakan pencapaian HUG dalam membantu lebih dari 12 juta rumah tangga dalam kepemilikan rumah ini juga telah membantu pemerintah mereka mencapai tujuannya.

"Bukan tidak mungkin model bisnis penjaminan perumahan yang dilakukan HUG, dapat menjadi rujukan bagi SMF," kata Ananta

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement