REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) mengklaim sejumlah wilayah yang terdampak musim kemarau kali ini tak mempengaruhi ketersediaan beras nasional. Diketahui, cadangan beras pemerintah (CBP) di Bulog saat ini sudah mencapai 2,2 juta ton.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Sumardjo Gatot Irianto menegaskan, meski musim kemarau sudah berlangsung namun jumlah lahan padi yang terdampak puso hanya 9.538 hektare dari 102.654 hektare lahan yang mengalami kekeringan yang berada di wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. Menurut dia, total lahan yang terdampak puso relatif kecil jika dibandingkan dengan rata-rata lahan padi nasional berkisar 450 ribu hektare dari total luas lahan pertanian yang didata Kementan seluas 15 juta hektare pada 2018.
“Nggak berpengaruh negatif ke stok beras kita. Sekarang kekeringannya saja kecil, masa ribut stok beras?” kata Gatot kepada wartawan, di Auditorium Gedung F Kementan, Jakarta, Senin (8/7).
Dia menyebut, ketersediaan stok beras tersebut salah satunya akan ditingkatkan dengan kemampuan pemerintah dalam mengkompensasi luas lahan puso yang ada. Menurut dia, pemerintah akan menyiapkan luas lahan kompensasi yang jauh lebih besar dari luas lahan yang terdampak puso.
Sekretaris Perusahaan Bulog Awaludin Iqbal mengatakan, Bulog menyediakan 1,5 juta ton beras dari cadangan beras pemerintah (CBP) untuk program kebencanaan seperti kemarau dan juga stabilisasi harga melalui operasi pasar (OP). Untuk itu pihaknya menyebut, pada musim kemarau kali ini pihaknya akan menyalurkan CBP tersebut ke sejumlah wilayah terdampak puso.
“Yang 1,5 juta ton itu memang sudah dibeli pemerintah untuk dua program tadi, bencana dan stabilisasi,” kata Awaludin saat dihubungi Republika.co.id, Senin (8/7).
Dia menyebutkan, dari total CBP Bulog sebesar 2,2 juta ton yang dimiliki, 1,5 juta ton CBP sudah dipisahkan untuk alokasi kebencanaan dan OP. Awaludin menjelaskan, guna mengantisipasi dampak kemarau pemerintah bersama Bulog sudah menyiapkan ketersediaan stok beras nasional untuk kebutuhan masyarakat.
Dia memastikan, CBP dapat memenuhi skala kebutuhan nasional meski kemarau diproyeksi bakal berlangsung panjang hingga September tahun ini. Awaludin juga menyebut, dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 5 Tahun 2015 disebutkan, pengalokasian CBP dapat dilakukan dengan adanya penugasan dari pemerintah dengan memungkinkan pemberian beras medium dalam dua program tersebut.
“Untuk perbandingan saja, dari Januari sampai Juni tahun ini saja kita sudah mengalokasikan sekitar 220 ton beras di dua program itu. Memang, yang kita salurkan adalah beras medium,” kata dia.