Rabu 03 Jul 2019 19:55 WIB

Pedagang Pasar Waspadai Terganggunya Suplai Bahan Pangan

Kekeringan dan musim kemarau dinilai akan berdampak pada suplai bahan pangan ke pasar

Rep: Imas Damayanti/ Red: Nidia Zuraya
Bahan kebutuhan pokok di pasar tradisional.
Foto: Musiron/Republika
Bahan kebutuhan pokok di pasar tradisional.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Masih berlangsungnya musim kemarau membuat sejumlah sektor mewaspadai berbagai dampak yang ditimbulkan, salah satunya suplai bahan pangan di pasar. Meski saat ini suplai bahan pangan belum mengalami permasalahan berarti, pedagang mengaku cukup mewaspadai dampak kemarau ke depan bakal memengaruhi suplai.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Ngadiran mengatakan, saat ini suplai pangan berada di kondisi stabil. Dia menduga, hal itu dipengaruhi adanya aktivitas transaksi yang belum kembali seperti semula usai adanya kegiatan mudik dan libur panjang konsumen serta pedagang.

Baca Juga

“Kami menduga ya, mungkin uangnya itu habis dipakai buat Lebaran. Jadi, transaksi belum normal, sehingga suplai juga belum kembali pada biasanya. Karena kan pedagang masih tahan-tahan belanja barang,” kata Ngadiran saat dihubungi Republika, Rabu (3/7).

Kendati demikian, dia menduga dari kacamata sisi produksi tentunya akan ada dampak dari kemarau. Apalagi, kata dia, musim kemarau sudah berlangsung sejak enam bulan terakhir. Hal itu secara otomatis dinilai sebagai peringatan dini bagi pedagang dan pasar untuk menjaga pasokan dan mengidentifikasi komoditas apa saja yang rentan terganggu suplainya.

Untuk sementara, Ngadiran menegaskan, saat ini para pedagang pasar masih memiliki stok pangan yang cukup. Bahkan untuk beberapa komoditas pangan tertentu seperti beras, stok yang dimiliki pedagang justru berlebih. Sehingga, dia menilai, hal itu menjadi kendala tersendiri bagi pedagang.

“Jadi, kita bingung juga, ini beras mau dijual ke mana?” kata dia.

Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), produksi padi pada 2018 sebesar 32,5 juta ton setara beras. Sedangkan pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan, produksi padi sepanjang 2019 bisa mencapai 84 juta ton atau setara dengan 49 juta ton beras.

Di sisi lain, cadangan beras pemerintah (CBP) yang tersimpan di gudang Bulog sebanyak 2,2 juta ton berasal dari pengadaan impor tahun lalu dan juga penyerapan panen petani yang masih berlangsung.

Ditemui Republika beberapa hari lalu di gedung Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan, pasokan beras dan pangan lainnya dipastikan aman meski musim kemarau sudah berlangsung.

Menurut Amran, pemerintah sudah melakukan antisipasi dampak kekeringan dengan menambah jumlah produksi serta mengoptimalisasi jaringan irigasi. “Irigasi sudah oke, sudah berjalan semuanya. Beras dan pangan kita juga cukup,” kata Amran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement