REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum Bulog berencana mendatangkan kembali 30 ribu ton daging kerbau asal India tahun ini. Impor tambahan ini untuk memenuhi kebutuhan konsumsi daging ruminansia.
"Realisasi sudah di atas 20 ribu ton. Kita mau masuk lagi 30 ribuan ton dari India," kata Direktur Pengadaan Perum Bulog, Bachtiar, saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Jakarta, Senin (1/7).
Bachtiar menjelaskan meski saat ini permintaan daging masih stabil, Perum Bulog berupaya untuk menjaga agar konsumen dapat mengkonsumsi daging dengan harga terjangkau. Nantinya Bulog akan menjual daging kerbau kepada distributor sebesar Rp 57.750 per kg, sedangkan distributor menjual ke pasaran dan di level konsumen sebesar Rp 80 ribu per kg.
Namun begitu, Perum Bulog hingga kini belum membuka lelang bagi perusahaan importir daging kerbau untuk menentukan harga yang paling sesuai. "Biasanya tetep kita undang (importir), harga yang termurah ya kita ambil. Sudah (diundang) kemarin tapi kan kita pending dulu karena masih mahal," katanya.
Bachtiar menyebutkan realisasi impor daging kerbau baru mencapai 20 ribu ton, dari izin yang diberikan Kementerian Perdagangan sebanyak 100 ribu ton. Dari jumlah 20 ribu ton yang sudah masuk, stok daging kerbau impor masih ada sekitar 1.000 ton yang tersebar di seluruh Gudang Divre Bulog daerah.
Ada pun penyerapan daging impor paling banyak pada hari-hari besar seperti pada Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Selain itu, ia menyebutkan dalam waktu dekat sekitar 200 ton daging masih akan tiba di Divre DKI Jakarta.
"Sekarang yang mau datang masih ada sekitar 200-an ton, minggu-minggu ini mungkin untuk Divre DKI dulu," katanya.