Selasa 25 Jun 2019 15:02 WIB

Tiga Proyek Pembangkit Listrik Beroperasi Akhir Tahun Ini

Total tenaga yang dihasilkan tiga pembangkit listrik PLN itu mencapai 1.425 megawatt.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolanda
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Lontar Extension 1x315MW saat pembangunan, di Desa Lontar, Tangerang, Banten, Jumat (29/3/2019).
Foto: Antara/Muhammad Iqbal
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Lontar Extension 1x315MW saat pembangunan, di Desa Lontar, Tangerang, Banten, Jumat (29/3/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT PLN (persero) mengungkapkan tiga proyek  pembangkit listrik segera beroperasi. Ketiga pembangkit itu ditargetkan beroperasi pada September dan Oktober mendatang. 

Ketiga proyek itu yakni pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Lontar Extension, PLTU Jawa 7 dan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) Senayan. Direktur Bisnis Regional PLN Jawa Bagian Barat Haryanto WS mengatakan satu proyek terlebih dahulu rampung yakni pembangkit listrik tenaga gas dan uap (PLTGU) Jawa 2. Pembangkit ini memperkuat pasokan sistem kelistrikan Jawa-Bali. Sementara tiga proyek pembangkit lainnya menyusul beroperasi tahun ini.

Baca Juga

"Untuk Lontar, Jawa 7 dan PLTD Senayan semuanya on schedule. Siap beroperasi akhir tahun ini di September dan Oktober," kata Haryanto, Selasa (25/6).

Haryanto menerangkan pembangunan Lontar Extension sudah mencapai 90,8 persen. Pembangkit berkapasitas 315 megawatt (MW) itu ditargetkan beroperasi pada September nanti. PLTU Lontar sebelumnya sudah beroperasi dengan tiga unit pembangkit yang masing-masing sekitar 300 MW. Artiannya pada September nanti total kapasitas Lontar mencapai 1.200 MW. 

Untuk PLTU Jawa 7, lanjut Haryanto, progres pembangunannya sudah 86,76 persen. Proyek berkapasitas 2.000 MW itu sedianya beroperasi pada April 2020 mendatang. Namun PLN meminta pembangunan dipercepat dan rencananya bakal beroperasi satu unit 1.000 MW pada Oktober nanti.

Sementara 1.000 MW sisanya beroperasi di awal 2020. Jawa 7 menjadi PLTU terbesar yang menggunakan teknologi canggih dengan rendah emisi. "Listrik yang dihasilkan Lontar dan Jawa 7 memperkuat pasokan sistem Jawa-Bali," ujarnya.

Sementara PLTD Senayan dibangun untuk menunjang operasi kereta cepat MRT Jakarta. Pembangkit berkapasitas 100 MW itu dijadwalkan beroperasi pada September mendatang. Haryanto menerangkan PLTD Senayan sifatnya sebagai penyangga bila pasokan utama MRT mengalami gangguan.

"Ini menjadi back up suplai tenaga MRT. Mudah-mudahan tidak perlu menyala (operasi)," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement