REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) memperkirakan laju inflasi pada Juni akan berada pada kisaran 0,53 persen secara bulanan atau 3,26 persen secara tahunan. Adapun prediksi laju inflasi berdasarkan Survei Pemantauan Harga (SPH) mingguan yang rutin dilakukan BI.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan penyumbang inflasi pada minggu ketiga berasal dari komoditas pangan dan transportasi. “Penyumbang inflasi minggu ketiga tidak jauh berbeda dengan dua minggu sebelumnya, berkaitan dengan Idul Fitri. Seperti harga cabai merah, tarif angkutan umum, daging ayam dan beberapa bahan makanan lainnya,” ujarnya di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (21/6).
Kendati demikian, kata Perry, saat ini harga bawang putih telah mengalami penurunan dan keluar dari komoditas penyumbang inflasi. “Kalau kita lihat bawang putih sudah menurun ya, tempo hari agak naik sekarang sudah turun ya,” ucapnya.
Inflasi Mei 2019 yang bersamaan dengan bulan Ramadan dan menjelang Idul Fitri tetap terkendali. Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Mei 2019 meningkat dari 0,44 persen mtm) atau 2,83 persen (yoy) pada April 2019 menjadi 0,68 persen (mtm) atau 3,32 persen (yoy).
Perkembangan inflasi IHK ini secara umum terkendali dan sesuai pola musiman pada bulan Ramadan dan menjelang Idul Fitri, yang rata-rata dalam lima tahun terakhir mencapai 0,77 persen.
Inflasi kelompok volatile food meningkat didorong naiknya harga cabai, daging ayam dan bawang putih. Inflasi kelompok administered prices sesuai pola musiman juga meningkat, bersumber dari tarif angkutan antarkota, tarif angkutan udara, dan tarif kereta api. Sementara itu, inflasi inti tetap terkendali, meskipun meningkat didorong kelompok makanan.
Ke depan, BI tetap konsisten menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, guna memastikan inflasi tetap rendah dan stabil yang diprakirakan berada di bawah titik tengah kisaran sasaran inflasi 3,5±1 persen pada 2019.