Jumat 21 Jun 2019 04:12 WIB

Volume Subsidi Solar Diusulkan Naik Jadi 15,58 Juta KL

Adanya jalan Tol Trans Jawa diasumsikan bakal menaikkan penggunaan solar.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Budi Raharjo
Petugas SPBU mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis solar pada kendaraan. (ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO
Petugas SPBU mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis solar pada kendaraan. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri ESDM, Ignasius Jonan mengusulkan volume subsidi solar pada 2020 mendatang lebih tinggi daripada tahun ini. Ia mengusulkan 15,58 juta kiloliter.

Jika dibandingkan pada APBN 2019 yang sebesar 14,5 juta kiloliter, angka subsidi solar tahun depan meningkat 10 persen. Sedangkan untuk minyak tanah sebesar 0,56 juta KL.

"Untuk 2020 kami ajukan kembali 15,58 (juta KL). Kenapa, dengan adanya jalan Tol Trans Jawa ini kami berasumsi kenaikan penggunaan solar," kata Jonan dalam Rapat pembahasan pagu anggaran 2020 di DPR, Kamis (20/6).

Selain karena tol trans jawa, kata Jonan penambahan volume ini karena peralihan masyarakat yang akan lebih banyak menggunakan kendaraan bermotor dibandingkan pesawat. "Dan tiket pesawat agak tinggi, orang naik kendaraan darat," ujar Jonan.

Selanjutnya, dia menyebut besaran subsidi terbatas minyak solar (gasoil 48) maksimal Rp 2.000 per liter. "Subsidi terbatas minyak solar atau gasoil kami usulkan maksimal Rp 2.000. Jadi ini maksimum Rp 2.000, kami usulkan maksimum karena angka ICP minyak mentah naik turun, sedangkan harga jual fix," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement