Selasa 11 Jun 2019 15:26 WIB

Pasokan dan Harga Bawang Merah Stabil Usai Lebaran

Harga bawang merah sempat naik karena pedagang sudah mudik.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Dwi Murdaningsih
Harga Bawang. Pedagang bawang Merah dan bawang Putih di Pasar Beringharjo, DIY, Kamis (16/5/2019).
Foto: Republika/ Wihdan
Harga Bawang. Pedagang bawang Merah dan bawang Putih di Pasar Beringharjo, DIY, Kamis (16/5/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan, harga dan pasokan bawang merah stabil. Seperti diketahui, harga bawang merah sempat naik pada hari H lebaran hingga H+3 lebaran.

Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Kementan Mohammad Ismail Wahab menyebut, penyebab kenaikan harga bawang merah tersebut tak lain karena para pedagang rata-rata masih mudik di kampung halaman. Alhasil, aktivitas pasar menjadi sepi. 

Baca Juga

Adapun pasokan terakhir bawang merah yang masuk ke pasar rata-rata H-2 Lebaran akibat pembatasan ekspedisi. Pasokan bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati yang biasanya diatas 90 ton per hari, berkurang drastis hanya menjadi 20–30 ton pada libur lebaran. 

Namun memasuki H+5 lebaran pasokan bawang merah kembali normal, yang diikuti dengan turunnya harga. Harga bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati langsung turun Rp 5.000 per kilogram (kg) dalam waktu sehari dan terus menurun ke level normal yaitu Rp 20 ribu-Rp 25 ribu per kg untuk kualitas super.

Untuk itu pihaknya akan mengevaluasi kembali pola pergerakan pasokan dan harga sayuran. Termasuk bawang merah menjelang, sedang, dan pasca-libur Lebaran maupun hari besar keagamaan lainnya. 

"Waktu satu minggu biasanya menjadi titik kritis yang justru perlu diwaspadai. Jangan sampai ada celah fluktuasi yang tajam pasokan dan harga. Kementan bakal mengawal ketat pasokan dan harga harian," kata Ismail dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id, Selasa (11/6). 

Dia menyatakan akan terus mewaspadai tren penurunan harga bawang merah agar jangan sampai merugikan petani. Alasannya, kata dia, karena bulan Juli nanti terdapat  panen raya di Brebes dan sepanjang Pantura Jawa. 

Untuk itu dia mengimbau ke seluruh elemen pertanian untuk tidak membiarkan harga di petani terlalu jatuh. Dia mengakui, saat ini harga bawang merah di tingkat petani masih murah berkisar Rp 15 ribu-Rp 20 ribu per kg, bahkan masih ada yang di bawah Rp 15 ribu per kg.

 Senada dengan hal tersebut, Sekretaris Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI) M Ichwan memastikan, pasokan bawang merah seusai libur lebaran ini sudah berangsur normal. Bahkan pihaknya memastikan pasokan bulan Juni sampai Agustus 2019 nanti sangat aman. 

“Kemarin itu harga sempat naik sebentar karena pedagang grosirnya memang sedang liburan. Petani juga banyak yang libur cabut panen. Sekarang sudah mulai normal kembali,” kata Ichwan.

Dia melanjutkan, di bulan Juli atau Agustus nanti kemungkinan panen akan terlaksana di sentra-sentra produksi pemasok Jakarta seperti Brebes, Indramayu, Cirebon, Majalengka, Kendal, dan Pemalang. Pada bulan Juli, kata dia, penyinaran matahari berlangsung sempurna, sehingga kualitas produksi panen bawang merah biasanya bagus dan bisa disimpan lebih lama. 

"Kalau kualitas barangnya bagus, harga biasanya stabil,” ujarnya. 

Salah satu pedagang bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati, Roy, menyebut kenaikan harga bawang merah beberapa hari lalu hanya berlangsung sehari dua hari. “Wajar lah naik, lah nggak ada yang dagang. Sekarang sudah normal lagi kok, tadi masuk 20-an truk. Di lapak saya, harga juga udah kembali lagi Rp 20 ribu-Rp 25 ribu per kg. 

Bahkan, kata dia, harga bawang merah yang ukuran kecil sudah dibawah Rp 20 ribu per kg. Roy memprediksi ada kemungkinan harga akan semakin turun hingga bulan depan sebab panen di Brebes dan Weleri bertambah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement