Senin 27 May 2019 22:28 WIB

BNI Syariah Tingkatkan Literasi PMI di Hongkong

Bisnis dana murah dari pekerja migran di Hongkong memiliki potensi yang besar.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Gita Amanda
BNI Syariah
Foto: Darmawan/Republika
BNI Syariah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- BNI Syariah berusaha meningkatkan literasi Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Hongkong. Hal ini dilakukan melalui kegiatan edukasi keuangan syariah dengan tema "Hijrah di Ramadhan Hasanah". 

Baca Juga

Hongkong dipilih sebagai salah satu perluasan bisnis BNI Syariah dengan pertimbangan Hongkong merupakan negara dengan penempatan pekerja migran terbesar ketiga setelah Malaysia dan Timur Tengah.

Acara ini dihadiri oleh Pemimpin Divisi Dana Ritel BNI Syariah, Bambang Sutrisno, Pemimpin BNI Hongkong, Wan Andi, Direktur BRL Hongkong, Eko Kristianto, serta Ustadz Wijayanto, bertempat di BNI Admiralty, Hongkong, Ahad (26/5) lalu.

Sekitar 300 PMI di Hongkong turut berpartisipasi dalam kegiatan edukasi yang bertujuan memberikan pemahaman tentang perbankan syariah. BNI Syariah juga mengajak untuk berhijrah menggunakan produk keuangan syariah. 

Selain itu, dalam acara Hijrah di Ramadhan Hasanah ini juga dibahas mengenai bagaimana mengelola keuangan dengan baik. Sehingga diharapkan pendapatan yang diterima para pekerja migran dapat dikelola secara efisien dan tepat guna.

BNI Syariah memfasilitasi para pekerja migran dengan cara bekerja sama dengan BNI Remittance Ltd (BRL). Layanan ini dapat melayani transaksi pembukaan rekening, pengiriman uang dengan bisnis remittance, serta transaksi finansial melalui mobile banking dan ATM yang tersedia di empat lokasi pelayanan remitansi di Hongkong yaitu Keswick, Yuen Long, Tsuen Wan, dan Hung Hom.

Menurut Bambang Sutrisno, kegiatan literasi pekerja migran Hongkong ini penting karena bisnis dana murah dari pekerja migran di Hongkong memiliki potensi yang besar. Ia mengatakan sampai Maret 2019, jumlah nasabah BNI Syariah yang berasal dari pekerja migran Hongkong mencapai 15,5 ribu orang.

"Jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp 161,2 miliar," kata Bambang melalui siaran pers yang diterima Republika.co.id, Senin (27/5).

Pekerja migran tersebut sudah menjadi nasabah BNI Syariah sejak tahun 2009 melalui layanan BRL. Bambang berharap, ke depan BNI Syariah bisa lebih optimal bersinergi dengan BNI agar dapat mempermudah para migran untuk bertransaksi dengan cepat, efisien dan prudent sesuai syariah.

Menurut Bambang, saat ini jumlah pekerja migran di Hongkong sudah lebih dari 160 ribu orang. Sebanyak 15.500 orang atau 9,5 persen di antaranya telah memiliki rekening BNI syariah. Artinya, peluang ekspansi masih cukup besar.

Pemimpin BNI Hongkong, Wan Andi mengatakan BNI akan terus meningkatkan infrastruktur perbankan dan edukasi untuk meningkatkan jumlah nasabah di Hongkong. Marketshare transaksi remittance BNI saat ini sekitar 47 ribu per bulan.

"Penyalurannnya melalui beberapa channel seperti tujuh ribu BNI Remittance Ltd outlet, 20 ribu counterpart outlet dan 20 ribu  ATM BNI," kata Wan Adi. 

Menurut dia, kunci dari bisnis remitansi adalah outlet. Ke depan arah perkembangan bisnis remittance adalah menambah jumlah outlet melalui kerja sama dengan counterpart lokal dan mengembangkan channel mobile remittance sebagai alternatif transaksi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement