Kamis 23 May 2019 22:49 WIB

Tiket Pesawat Mahal, Damri: Penumpang Naik 10 Persen

Kenaikan jumlah penumpang bus tersebut dinilai belum signifikan.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Andi Nur Aminah
Sejumlah penumpang berjalan di area parkir pesawat di Bandara (ilustrasi))
Foto: Antara/Aji Styawan
Sejumlah penumpang berjalan di area parkir pesawat di Bandara (ilustrasi))

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum Damri menyatakan terdapat peningkatan jumlah penumpang yang cukup signifikan untuk rute antarkota antarprovinsi sebesar 10 persen. Hal tersebut terjadi disebabkan mahalnya tiket pesawat yang berlaku.

Direktur Utama Perum Damri Setia Milatia Moemin mengatakan, meski terdapat kenaikan jumlah penumpang bus, namun jumlah tersebut dinilai belum signifikan. Sebab periode arus mudik dan arus balik belum dimulai. “Karena kan mungkin belum mulai libur lebaran,” kata Setia kepada wartawan, di Jakarta, Kamis (23/5).

Baca Juga

Adapun kenaikan penumpang yang dimaksud, menurut dia, berada di kisaran 10 persen. Diharapkan akan terus melonjak mendekati libur Lebaran dan periode arus mudik serta arus balik. Di sisi lain, dia berpendapat, mahalnya harga tiket pesawat juga berdampak pada penurunan jumlah penumpang bus Damri rute bandara sekitar 30 hingga 40 persen.

Sedangkan dari sisi pendapatan, Setia mengatakan, penurunan jumlah penumpang tersebut dapat ditambal dengan adanya kenaikan penumpang bus antarkota antarprovinsi. Dia menjabarkan, adapun jumlah bus yang Damri miiki berkisar 3.000 sedangkan bus bandara hanya 390 unit saja. “Bisa menutup kerugian yang ada, “ kata dia.

Terkait dengan penambahan jalur di luar Pulau Jawa, Setia mengakui ada penambahan jalur yang angkanya akan disesuaikan dengan kebutuhan yang ada. Sejauh ini pihaknya sudah mengidentifikasi daerah-daerah mana saja yang mengingkan jalur Damri.

Dari sekitar 571 rute yang dimiliki Damri di seluruh Indonesia, dia memproyeksi akan ada kenaikan permintaan sebesar 20 hingga 30 persen tahun ini. Adapun jalur-jalur favorit dan prospektif, dia menjabarkan, terdiri di wilayah Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement