REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNGPINANG -- Investor asal negara China berniat untuk berinvestasi di bidang industri furniture berorientasi ekspor berkualitas premium. Nilai awal dana yang akan diinvestasikan sebesar 50 juta dolar AS di lahan seluas 100 hektare di area Galang Batang, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau.
"Kami sudah melaporkan kepada Gubernur Kepri, Nurdin Basirun, sekaligus memohon bantuan untuk memfasilitasi berbagai perizinan, termasuk pemanfaatan Pelabuhan Kijang untuk bongkar muat barang sehingga distribusi barang-barang material yang akan diolah menjadi barang jadi berupa furniture berlangsung lancar," kata Sukardi, selaku pimpinan rombongan investor China usai bertemu Gubernur Kepri, di Tanjungpinang, Kepri, Kamis (23/5).
Menurut Sukardi, di negara-negara maju lainnya saat ini bisnis di bidang properti, komersial dan industri berkualitas tinggi sedang booming, inilah yang menjadi dasar pemikiran pihaknya untuk ikut berpartisipasi. "Kami juga segera mengecek apakah masuk di dalam atau di luar Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)," ungkap Sukardi.
Sementara itu, Gubernur Kepri, Nurdin Basirun menyambut baik berbagai upaya penguatan sektor investasi di Bintan, terlebih dari segi kawasan sendiri Bintan mendapat poin yang tinggi. Dengan penguatan tersebut, kata dia, diharapkan mampu meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh dan merata.
"Kami dari Pemerintah siap bantu, apalagi kawasan di Bintan dinilai siap untuk berinvestasi, kami siap bantu baik dari segi perizinan juga tentunya sumber daya manusia," ujar Nurdin.
Menurut Nurdin, dengan tumbuh berkembangnya investasi di Bintan tentu akan turut memperkuat strkutur kawasan Batam-Bintan, terlebih dalam menghadapi era revolusi saat ini tiap-tiap daerah harus siap dan mampu tampil terdepan.
"Dan yang paling penting adalah utamakan para pekerja lokal, anak-anak daerah kami serta jalin kemitraan dengan perusahaan lokal lainnya sehingga sinergitas semakin kuat," imbuhnya.