Senin 13 May 2019 16:30 WIB

Era Bunga Tinggi, Investasi Properti Diyakini Tetap Tinggi

Properti tak hanya sebagai hunian tetapi juga alternatif instrumen keuangan.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolanda
Pameran properti (ilustrasi)
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Pameran properti (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sektor properti diyakini masih akan menjadi salah satu tujuan utama untuk masyarakat berinvestasi. Di tengah era suku bunga yang tinggi, kebutuhan akan properti terus meningkat seiring pertambahan jumlah penduduk.

Head of Real Estate Category OLX Indonesia, Ignasius Ryan Hasim, berpendapat, suku bunga tinggi saat ini menjadi suatu persepsi masyarakat secara subjektif. Fakta di lapangan menunjukkan, suku bunga kredit masih konsisten pada level yang sama dalam beberapa waktu terakhir.

Baca Juga

Kebijakan kenaikan suku bunga acuan hingga enam persen yang ditempuh oleh Bank Indonesia beberapa bulan terakhir belum terlihat menekan sektor properti.  “Beberapa bank swasta juga memberikan promo kredit kepemilikan rumah dengan harga terjangkau ke masyarakat. Itu yang bisa kita lihat,” kata Ignasius di Jakarta, Senin (13/5).

Di sisi lain, Igna mengatakan, digelarnya Pemilu 2019 serentak pada tahun ini dinilai sebagian kalangan bahwa masyarakat memilih untuk wait and see dalam berinvestasi di sektor properti. Anggapan itu muncul karena masyakat masih menanti kepastian presiden dan wakil presiden terpilih berikut kebijakan yang bakal diterapkan ke depan.

Namun, Ignasius menyebut, matriks pada sektor properti di Indonesia masih berjalan konsisten sehingga belum menunjukkan adanya pelemahan. “Kemauan orang untuk berinvestasi di properti masih sangat tinggi. Sebab, orang melihat properti bukan hanya sebagai hunian, tapi alternatif instrumen keuangan dengan asumsi dapat disewakan dan harga tanah yang juga akan naik,” kata dia.

Ia memaparkan, pada April 2019 lalu, trafik iklan properti di OLX mencapai 400 ribu iklan. Angka itu meningkat dibanding trafik iklan properti April 2018 yang hanya 250 iklan. Peningkatan iklan itu seiring peningkatan permintaan. Adapun rata-rata penjualan properti melalui OLX setiap bulannya berkisar 72 ribu unit.

Hasil riset tersebut juga memetakan permintaan tertinggi dari segi fitur filter kota pada platform OLX. Ignasisus mengatakan, kota terbanyak yang dicari oleh pengunung yakni Bandung sebesar tujuh persen. Di Bandung, ia memerinci, terdapat suplai unit properti sebanyak 16 ribu unit dengan harga antara Rp 200-600 juta per unit.

Setelah Bandung, kota favorit berikutnya yang dituju yakni Surabaya (enam persen) dengan suplai sebesar 120.400 unit, Bekasi (enam persen) 11.000 unit, Depok (enam persen) 13.300 unit, dan Tangerang Selatan (empat persen) 13.000 unit.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement